Militer Irak berencana membeli sistem pertahanan udara S-400 buatan Rusia, tetapi hambatan dari internal sudah mulai muncul.
Anggota parleman Irak mengatakan pemerintah memerlukan persetujuan parlemen untuk bisa menjalankan rencana tersebut. “Ya, akan ada [persetujuan],” kata anggota Dewan Perwakilan Irak Sarkawt Shamsulddin Kamis 8 Agustus 2019.
“Akan ada alokasi anggaran. Akan ada persetujuan untuk parlemen [untuk melakukan]. Akan ada begitu banyak lembaga yang terlibat sebelum diselesaikan,” katanya.
Shamsulddin dibagian lain juga mengatakan bahwa dirinya tidak melihat kebutuhan saat ini untuk membeli sistem pertahanan S-400 dan juga menunjukkan bahwa langkah seperti itu akan merusak hubungan Irak dengan Amerika Serikat.
“Peralatan militer yang kita miliki mungkin cukup untuk saat ini,” kata Shamsulddin. “Saya pikir kita perlu berinvestasi dalam hal-hal lain. Kita perlu berinvestasi dalam minyak, kereta api, jalan raya, infrastruktur lain, bukan S-400 untuk saat ini. Kita tidak memerlukan itu untuk saat ini.”
Shamsulddin tidak menutup kemungkinan di masa depan Irak membutuhkan sistem senjata seperti itu, tetapi mengatakan bahwa pembelian S-400 Rusia secara khusus akan merusak hubungan Irak dengan Amerika Serikat dan tindakan seperti itu tidak akan bermanfaat.
“Tidak ada gunanya menghancurkan hubungan kita dengan Washington karena kita bisa mendapatkan hal-hal yang lebih baik dari Washington dan karena Washington berkomitmen untuk melindungi Irak dari ancaman eksternal dan internal,” kata Shamsulddin sebagaimana dilaporkan Sputnik.
Pada bulan Mei, Duta Besar Irak untuk Rusia Haidar Hadi mengatakan Baghdad belum membuat keputusan apakah akan membeli sistem pertahanan udara S-400. Hadi mengatakan keputusan seperti itu adalah urusan kedaulatan Irak dan apakah pembelian akan dilakukan akan tergantung pada kebutuhan pertahanan negara.
Amerika Serikat secara nyata tidak menyukai negara sekutunya ataupun negara lain membeli S-400. Salah satunya dialami Turki yang terancam sanksi karena membeli sistem pertahanan canggih buatan Rusia tersebut.
berulangkali keberatan terhadap pembelian sistem pertahanan udara Rusia S-400 oleh Turki, dengan mengatakan senjata itu tidak sesuai dengan standar keamanan NATO dan mungkin membahayakan operasi jet tempur F-35 yang baru.
Pada bulan Juli, Amerika Serikat mengumumkan keputusannya untuk menangguhkan partisipasi Turki dalam program F-35 sebagai akibat dari pembelian S-400 Turki.