Iran: Hari Ini Amerika Sendirian
Mohammad Javad Zarif

Iran: Hari Ini Amerika Sendirian

Iran dengan sinis menyebut Amerika gagal membangun koalisi baru untuk melakukan misi bersama di Selat Hormuz. Negara adidaya itu disebut kini sendirian karena sekutu-sekutu mereka tak mau bergabung.

“Hari ini Amerika Serikat sendirian di dunia dan tidak dapat membuat koalisi. Negara-negara yang teman-temannya terlalu malu berada dalam koalisi dengan mereka,” kata Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif  di Teheran Senin 5 Agustus 2019.

“Mereka membawa situasi ini pada diri mereka sendiri, dengan melanggar hukum, dengan menciptakan ketegangan dan krisis.”

Dia juga membenarkan bahwa dia menolak tawaran untuk bertemu Presiden Donald Trump bulan lalu meskipun ada ancaman sanksi Amerika terhadapnya.

Di bagian lain Zarif mengatakan Iran menjalankan pengamanan di Selat Hormuz dan tidak akan lagi mentolerir pelanggaran maritim di sana. Hal ini disampaikan sehari setelah negara itu menangkap sebuah kapal tanker minyak kedua di dekat jalur air strategis yang dituduhnya menyelundupkan bahan bakar.

Pada hari Minggu, Garda Revolusi Iran menangkap kapal tanker di utara Selat dan menahan tujuh awaknya, media pemerintah melaporkan. Komandan penjaga Ramezan Zirahi seperti dikutip mengatakan membawa bahan bakar 700.000 liter dan disebut milik Irak, tetapi dibantah oleh Baghdad.

“Iran dulu melupakan beberapa pelanggaran maritim di Teluk tetapi tidak akan pernah menutup mata lagi,” kata Zarif sebagiamana dilaporkan Reuters.” Iran bertanggung jawab atas keamanan dan keselamatan Selat Hormuz dan kawasan.”

Zarif mengkritik sanksi Amerika yang dijatuhkan padanya pada hari Rabu dengan mengatakan Washington telah menutup pintu untuk diplomasi atas kesepakatan nuklir Iran tahun 2015.”Iran akan meninggalkan perjanjian nuklir 2015 dengan kekuatan jika perlu,” kata Zarif. Iran sejauh ini menolak seruan oleh pemerintah Trump untuk menegosiasikan kesepakatan baru.

Zarif menyerukan peningkatan hubungan dengan saingan Iran di Timur Tengah, di mana ia telah terlibat dalam perang proksi selama beberapa dekade dengan Sunni Arab Saudi.