Irak Bantah Kapal Tankernya Disita Iran
Tanker yang disita Iran

Irak Bantah Kapal Tankernya Disita Iran

Iran menyebutkan tanker yang disita oleh pasukan elitnya di Teluk lantaran diduga menyelundupkan bahan bakar adalah kapal milik Irak. Namun  Baghdad membantah pernyataan tersebut.

Kementerian Perminyakan Irak mengatakan pihaknya tidak memiliki sangkut paut dengan penyitaan tanker minyak oleh Iran di Teluk terkait penyelundupan bahan bakar. “Kementerian tidak mengekspor diesel ke pasar internasional,” menurut pernyataan kementerian sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Irak.

Otoritas terkait Irak sedang menghimpun informasi mengenai penyitaan kapal tersebut, bunyi pernyataan Kementerian Perminyakan.

Dua petugas pelabuhan Irak mengatakan informasi awal yang didapat menunjukkan bahwa “kapal berukuran kecil” yang disita milik perusahaan pengiriman swasta dan pemilik perusahaan tersebut merupakan pengusaha swasta asal Irak.

Sebelumnya dilaporkan Garda Revolusi Iran menahan sebuah kapal tanker minyak asing di Teluk Persia pada Rabu 31 Juli 2019 dengan tuduhan menyelundupkan bahan bakar ke negara-negara Arab tertentu.

“Pasukan angkatan laut IRGC telah menyita sebuah tanker minyak asing di Teluk Persia yang menyelundupkan bahan bakar untuk beberapa negara Arab,” Press TV melaporkan mengutip komandan IRGC Ramezan Zirahi Minggu 4 Agustus 2019.

Menurut komandan Garda Revolusi Iran, kapal yang disita itu membawa 700.000 liter bahan bakar. Sebanyak tujuh pelaut dari berbagai negara di atas kapal telah ditahan.

Kapal yang membawa bahan bakar yang diselundupkan telah dipindahkan ke Bushehr dan bahan bakar yang diselundupkan dikirim ke Perusahaan Distribusi Produk Minyak Nasional Bushehr sesuai dengan hukum Iran.

Penyitaan kapal tanker ini hampir pasti akan meningkatkan suhu kawasan Teluk yang telah panas dalam beberapa bulan terakhir. Situasi menjadi sangat panas ketika Iran menyita kapal tanker minyak berbendera Inggris Stena Impero di Selat Hormuz pada 19 Juli. Langkah itu dilakukan dua minggu setelah tanker minyak Grace 1 milik Iran ditangkap oleh marinir Inggris atas dugaan pelanggaran sanksi Uni Eropa terhadap Suriah.

Selain itu Iran juga telah menembak jatuh drone mata-mata Amerika Global Hawk yang hampir saja membuat serangan ke negara tersebut dilakukan oleh Washington.