Siluman J-20 China Menatap Taiwan dari Jarak 200 Km
J-20 China

Siluman J-20 China Menatap Taiwan dari Jarak 200 Km

Jet tempur superioritas udara siluman J-20 baru China telah dikerahkan ke Komando Teater Timur, wilayah militer Tentara Pembebasan Rakyat China yang berbatasan dengan Taiwan.

South China Morning Post melaporkan, awal pekan ini, Angkatan Udara China memposting foto di media sosial yang menunjukkan J-20, nomor # 62001, bergabung dengan operasi di bawah brigade ke-9 di Wuhu yang hanya berjarak 200 km dari Taiwan. Unit penerbangan garis depan dilaporkan telah menerima antara dua dan empat J-20 mulai Oktober 2018.

Chengdu J-20 resmi mulai beroperasi pada Februari 2018. Awal tahun ini, Jenderal Charles Brown, Komandan Pasukan Udara Pasifik Amerika, mengatakan ia yakin pesawat siluman itu mungkin dianggap siap tempur sebelum akhirtahun.

Pesawat ini dirancang untuk menyaingi F-22 dan F-35  J-20 diharapkan akan memulai produksi massal tahun ini. Menurut Jenderal Brown, kemampuan pesawat siluman akan memberi mereka kemampuan lebih besar China di Pasifik dan membuat ancaman lebih besar terhadap kekuatan udara AS.

Ketegangan Taiwan

Sebagai tanggapan atas persetujuan Washington atas penjualan senjata senilai $ 2,2 miliar ke Taiwan, termasuk lebih dari 100 tank Abram, rudal Stinger, dan senjata canggih lainnya, Beijing mengumumkan bahwa mereka akan mengadakan latihan di dekat Selat Taiwan.

Latihan dimulai pada Senin 29 Juli 2019 hingga Jumat dengan daerah-daerah di lepas pantai provinsi Guangdong dan Fujian di barat batas Taiwan. Sebuah daerah di lepas pantai provinsi Zhejiang, barat laut pulau itu juga dilarang untuk lalu lintas komersial hingga Kamis. Sementara pada hari Kamis 25 Juli 2019 lalu kapal penjelajah kelas Ticonderoga Amerika berlayar melaui Selat Taiwan.

Awal bulan ini, Beijing juga mengatakan akan memberikan sanksi kepada perusahaan pertahanan Amerika terkait kesepakatan senjata tersebut.

Taiwan memutuskan hubungan dengan China daratan pada akhir Perang Sipil Tiongkok, setelah pasukan Nasionalis dikalahkan dan melarikan diri ke pulau itu. Ikatan ekonomi dan hubungan informal antara kedua belah pihak dimulai kembali pada akhir 1980-an, dan pada 1990-an, kontak dibentuk melalui organisasi non-pemerintah.

Beijing menyatakan bahwa Taiwan adalah bagian integral dari Cina, dan berniat untuk mengambil kembali daerah tersebut.