Inggris menolak gagasan untuk membebaskan tanker milik Iran dan menukarnya dengan kapal berbendera Inggris, yang disita oleh Republik Islam di Teluk.
Hubungan antara Iran dan Inggris semakin panas sejak komando Iran menyita tanker berbendera Inggris pada Juli ini.
Penyitaan itu terjadi setelah pasukan Inggris menahan tanker minyak Iran di dekat Gibraltar, yang dituding melanggar aturan sanksi terhadap Suriah.
“Tidak ada istilah timbal balik,” kata Menteri Luar Negeri Dominic Raab kepada radio BBC Senin 29 Juli 2019.
“Ini bukan seperti barter. Ini tentang hukum internasional dan aturan sistem hukum internasional, dan itulah yang kami tekankan,” katanya.

Seperti diketahui Iran menyita tanker minyak Stena Impero berbendera Inggris di Selat Hormuz. Insiden itu diduga sebagai tanggapan Teheran terhadap penyitaan sebuah kapal tanker Iran oleh Angkatan Laut Kerajaan Inggris dan otoritas Gibraltar pada 4 Juli.
Setelah insiden itu, Inggris bersumpah untuk mengawal kapal-kapalnya dengan bantuan pasukan maritim di wilayah tersebut, dan meminta sekutu-sekutunya untuk bergabung dengannya dan memastikan keamanan navigasi komersial bersama. Baru-baru ini, fregat Inggris ditugaskan untuk misi di Teluk di tengah meningkatnya ketegangan.