Awalnya untuk Dijual ke Iran, F-16 Israel Ini Jadi Fighting Falcon Paling Membunuh
F-16 No 107 Israel di Museum di Hatzerim

Awalnya untuk Dijual ke Iran, F-16 Israel Ini Jadi Fighting Falcon Paling Membunuh

Jet tempur F-16 milik Angkatan Udara Israel ini masih menjadi Fighting Falcon paling membunuh saat ini. Tujuh pesawat lawan sudah dijatuhkan selama kariernya.

Kini pesawat tua itu telah pensiun dan akan dipamerkan di Museum IAF di pangkalan udara Hatzerim di Negev.

Dikutip dari F-16.net, kisah pesawat tempur ini dimulai pada akhir 1970-an, ketika Iran, yang masih sekutu Amerika Serikat memesan beberapa lusin F-16 yang diproduksi oleh General Dynamics (sekarang Lockheed Martin).

Setelah kenaikan Ayatullah ke tampuk kekuasaan di Iran, kesepakatan itu dibatalkan, dan Israel pun melompat mengambil kesempatan untuk mendapatkan 75 pesawat ini dengan harga murah karena merupakan pesawat yang sudah siap dikirim ke Iran.

Pada tanggal 18 Juni 1980, F-16 mendarat di Pangkalan Udara Israel Ramat David, sebelah tenggara dari Haifa di Israel utara. Model ini diberi nama “Falcon1980” dan setiap jet tempur diberi nomor sendiri-sendiri. Salah satunya dengan nomor 107.

f-16 107 sds

Selama bertahun-tahun sejak itu, Fighting Falcon No. 107 menjadi F-16 yang mencatat rekor kemenangan pertempuran udara tertinggi di seluruh dunia dengan menjatuhkan tujuh pesawat musuh. Rekor yang tak tertandingi bahkan oleh F-16 yang paling canggih yang digunakan saat ini.

F-16 Fighting Falcon No. 107 memulai sejarahnya misi sukses pada tanggal 21 April 1982 dengan menembak jatuh jet MiG-23 Suriah dengan roket yang ditembakkan oleh Kolonel Zeev Raz, yang memimpin pemboman reaktor Irak tahun sebelumnya.

Pada tanggal 9 Juni 1982, selama Perang Lebanon Pertama, F-16 ini menembak jatuh dua MiG-23 Suriah. Salah satu dari dua roket yang menyebabkan kematian pesawat Suriah ‘diluncurkan oleh mantan komandan Angkatan Udara Israel Eliezer Shakedi dan roket lainnya ditembakkan oleh Kolonel Eitan Sativa.

Pada tanggal 11 Juni 1982, F-16 No 107 kembali mencetak sejarah dengan menembak jatuh dua MiG-23 jet Suriah, sebuah Sukhoi Su-17, dan helikopter Aérospatiale Gazelle. Semua pesawat ditembak dalam satu hari oleh oleh Kolonel Eitan Sativa.

Bukan itu saja. Pada tanggal 7 Juni 1981, Fighting Falcon No. 107 berpartisipasi dalam serangan ke reaktor nuklir Irak, dengan dipiloti mantan Intelijen Militer Mayor Jendral (Purn.) Amos Yadlin di kontrol.

“Saya di formasi no 2dan saya melepaskan bom saya setelah Ze’ev Raz (yang memimpin pemogokan pada reaktor Irak),” kenang Yadlin. “Dalam tiga setengah jam sortie pesawat ini melaksanakan misi taktis yang memiliki implikasi historis untuk Timur Tengah.Dan sekarang pesawat telah pensiun.”

Fighting Falcon No. 107 akhirnya pensiun dari tugas operasional pada akhir 2014, setelah sebelumnya sejak tahun 1995 menjadi pesawat latih bagi taruna penerbangan. Dan sekarang dia berdiri dengan gagah di Museum di Hatzerim