Menuju Kekuatan Laut Biru, Korea Selatan Bangun Kapal Induk
Kapal amfibi Kelas Dokdo Korea Selatan

Menuju Kekuatan Laut Biru, Korea Selatan Bangun Kapal Induk

Korea Selatan melangkah maju untuk membangun kekuatan angkatan laut mereka. Untuk pertama kalinya negara Asia ini akan membangun kapal  induk ringan. Kapal ini nanti akan dilengkapi jet tempur dengan kemampuan lepas landas pendek dan mendarat vertikal atau short-takeoff-and-vertical-landing (STOVL).

Sumber pemerintah Korea Selatan kepada Defense News mengatakan kapal yang masuk kategori landing platform helicopter (LPH) ini merupakan kapal ini diharapkan akan masuk ke air dalam 10 tahun ke depan.

Kapal baru akan memiliki bobot perpindahan sekitar 30.000 ton atau mirip dengan kapal serbu amfibi atau Amphibious Assault Ships (AAS), Angkatan Laut Amerika dan dua kali lipat dari dua LPH yang dimiliki Angkatan Laut Republik Korea saat ini.

“Rencana pembangunan kapal LPH-II telah dimasukkan dalam rencana penumpukan kekuatan jangka panjang,” kata juru bicara Kepala Staf Gabungan Korea Selatan kepada Defense News Selasa 24 Juli 2019. Juru bicara itu mengatakan keputusan itu dicapai dalam pertemuan 12 Juli para pemimpin militer Korea Selatan.

“Setelah penelitian pendahuluan selesai dalam beberapa tahun, rencana pembuatan kapal diharapkan akan dimasukkan dalam daftar akuisisi jangka menengah,” kata juru bicara itu.

“Ini adalah pertama kalinya sebuah kapal kelas kapal induk ringan dikejar di bawah rencana peningkatan pasukan Korea Selatan,” kata Kim Dae Young, seorang analis di Korea Research Institute for National Strategy  yang berbasis di Seoul.

“Ini juga merupakan langkah simbolis dan bermakna untuk meningkatkan kemampuan angkatan laut negara itu terhadap potensi ancaman yang ditimbulkan oleh Jepang dan China.”

Seoul saat ini mengoperasikan dua LPH dari kelas Dokdo – Dokdo dan Morado dengan bobot kurang dari 18.000 ton  dan yang terakhir baru memulai uji coba laut bulan lalu. Kapal-kapal ini belum mampu membawa pesawat sayap tetap.

Kapal LPH Marado, dek penerbangannya disesuaikan untuk mengakomodasi dua pesawat rotor tilt-rotor V-22 Osprey, sementara Dokdo hanya bisa membawa satu V-22. Marado juga dilengkapi dengan dua sistem senjata Phalanx, bukan Goalkeeper CIWS yang dipasang di Dokdo.

LPH kelas Dokdo dapat membawa hingga 720 marinir lengkap, 10 tank, 10 truk, tujuh kendaraan serbu amfibi dan tiga sistem artileri.  Kapal dapat berlayar dengan kecepatan maksimum 41 KPH dengan 300 awak.

Dek sumur memiliki kapasitas untuk dua kapal pendarat. Di bawah geladak, 15 helikopter, termasuk dua V-22, dapat ditampung sementara dek penerbangan dapat secara bersamaan menampung hingga lima helikopter dari semua jenis.

Kapal baru akan mampu menampung 3.000 marinir, 16 pesawat dan 20 kendaraan lapis baja, dan akan memiliki ski jump  mirip dengan kapal induk kelas Queen Elizabeth Angkatan Laut Inggris  atau Admiral Kuznetsov Rusia.

Korea Selatan membeli 40 F-35A untuk Angkatan Udara pada tahun 2014 senilai US$ 6,75 miliar atau sekitar Rp94 triliun, dan 20 lainnya dapat dibeli sebagai bagian dari rencana pengadaan senjata jangka menengah. Bersamaan dengan rencana kapal induk ringan, militer mempertimbangkan untuk membeli 20 F-35B lagi.

“Sebuah studi tentang pembelian F-35B sedang dilakukan oleh lembaga penelitian yang didanai negara. Hasil penelitian akan dirilis pada awal September, ”kata sumber itu. “Studi ini mempertimbangkan dua opsi untuk mengganti sejumlah F-35A dengan F-35B, dan membeli 20 F-35 tambahan.”

Kapal baru akan sedikit lebih besar dari kapal perusak helikopter kelas Izumo Jepang yang memiliki bobot sekitar 27.500 ton air.

Angkatan Laut Republik Korea telah dalam proses ekspansi menuju kekuatan laut biru sejak Presiden Korea Selatan Kim Dae Jung mengakui hal itu sebagai tujuan pada tahun 2001.

Lembaga Akuisisi Pertahanan negara tersebut dilaporkan juga telah telah menandatangani kontrak senilai US$ 6,3 miliar atau sekitar Rp88 triliun untuk memesan tiga lagi KDX-III Sejong, destroyer rudal kelas wahid dan tiga lagi kapal selam serangan diesel-listrik KSS-III. Seoul berencana untuk memesan sembilan dari kapal selam, yang akan mampu meluncurkan rudal balistik.

November lalu, Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering juga dianugerahi kontrak senilai $ 535 juta untuk membangun enam fregat kelas Incheon yang lebih diperbarui, yang akan dikenal sebagai kelas Daegu.