Keikutsertaan Indonesia dalam program pembangunan jet tempur KFX/IFX dengan Korea Selatan kembali masuk situasi tidak jelas.
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto mengatakan Indonesia melakukan negosiasi kembali terkait kerjasama pengembangan pesawat tempur tersebut. Padahal Korea Selatan sendiri terus bergerak mengembangkan pesawat generasi ke-4+ tersebut/
“Perlu adanya perundingan ulang untuk kedua negara,” kata Wiranto sebelum memulai Rakorsus di kantor Kemenkopolhukam Jakarta, Kamis 18 Juli 2019.
Wiranto mengatakan hal itu menjadi tugasnya untuk melakukan negosiasi dengan pihak Korea Selatan, yang mana program itu sudah disepakati oleh kedua presiden dalam pertemuan tahun lalu.
Wiranto mengatakan pihak Indonesia menunjuk dirinya sebagai koordinator dan Menteri Pertahanan Korea Selatan sebagai ketua tim dari negara mereka.
Wiranto menyampaikan di satu sisi Indonesia ingin mengurangi share dari dalam program pembuatan pesawat tempur KFX.
“Mengapa kita mengurangi, karena kita tidak mau mengganggu persahabatan kedua negara antara Indonesia dan Korea Selatan yang sudah lama dan berlangsung baik,” jelas Wiranto dilaporkan Antara.
Tetapi di sisi lain, Indonesia juga tidak ingin kehilangan kesempatan untuk alih teknologi. Hal itu, kata Wiranto, sesuai dengan orientasi Presiden Jokowi untuk lima tahun ke depan meningkatkan pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
“Waktu yang tersisa saat ini, mari kita manfaatkan sebaik-baiknya untuk bisa menghasilkan program KFX,” harap Wiranto.
Hingga akhir tahun 2018, proses pengembangan pesawat tempur ini sudah mencapai 20 persen. Pesawat-pesawat tempur ini ditargetkan baru bisa diproduksi massal pada 2026 usai uji coba dan sertifikasi. Korea Selatan berencana membeli 120 pesawat sementara Indonesia 48 unit.