Selain itu samar-sama juga terdengar rencana Teheran untuk memproduksi dua kapal selam 70 meter Kelas Besat atau Qaem yang memiliki bobot 1.200 sampai 1.300 ton dan dipersenjatai dengan enam tabung torpedo. Spesifikasi lain yang diklaim termasuk kedalaman menyelam 300 meter dan kecepatan maksimum 23mil per jam.
Desain baru ini diumumkan pada tahun 2008, dan mulai beroperasi pada tahun 2015. Kurangnya laporan tindak lanjut atau gambar sejak pengumuman tersebut memberi kesan bahwa proyek tersebut telah ditinggalkan atau mengalami penundaan besar.
Namun, sebuah laporan kantor Intelijen Angkatan Laut yang diterbitkan pada bulan Maret 2017 memberi perhatian serius pada kelas Besat dan mengklaim akan memasuki layanan dengan Angkatan Laut Iran dengan kemampuan menembakkan rudal jelajah dari kapal selam dalam lima tahun ke depan.
Secara teoritis, senjata semacam itu secara signifikan akan meningkatkan jangkauan serang armada kapal selam Teheran. Namun, teknologi semacam itu akan sulit bagi Iran untuk mengembangkan secara mandiri.
Sebuah senjata yang mungkin lebih dekat untuk memasuki layanan adalah torpedo supercavitat Hoot (Paus), yang kabarnya dapat mencapai kecepatan lebih dari 200 mil per jam atau sekitar empat kali lebih cepat daripada torpedo modern biasa.
Kecepatan ini dicapai dengan menggunakan semburan panas roket untuk menguapkan air di jalur torpedo, sehingga memungkinkan perjalanan dalam gelembung gas hingga mengurangi hambatan.
Tes Hoot pertama disiarkan di TV Iran pada tahun 2006, dan senjata tersebut dilaporkan menjalani uji coba baru pada tahun 2015 dan Mei 2017, meskipun hasil tes tersebut tidak diketahui. Analis pertahanan percaya bahwa Hoot direkayasa ulang dari torpedo Shkval Rusia.
Pengalaman masa lalu menunjukkan bahwa Teheran secara rutin membesar-besarkan dan mengaburkan proyek pertahanannya, dan garis waktu di mana mereka akan selesai.
Meskipun demikian, kapal selam Fateh secara nyata dapat dengan mudah memperluas kemampuan armada kapal selam jarak menengah Iran. Sedangkan status kelas Besat lebih sulit untuk dinilai, jika dikerahkan maka akan menjadi peningkatan kemampuan lain.
Meskipun kapal-kapal baru Iran mungkin masih jauh dari ujung tombak desain kapal selam, mereka masih bisa menjadi musuh berbahaya di perairan Teluk Persia yang terbatas dan dangkal.
Lebih penting lagi, upaya berkelanjutan untuk menghasilkan kapal selam yang lebih besar dan lebih mampu di dalam negeri dan senjata yang dipasang di kapal selam memberi lebih banyak bukti bahwa Teheran menginvestasikan upaya jangka panjang untuk menjadi kekuatan militer yang mandiri.
Bagaimanapun kapal-kapal selam ini masih akan menjadi ancaman serius atau setidaknya merepotkan kapal induk Amerika Serikat.