Awal pekan ini, Angkatan Darat Pakistan mengecam Perdana Menteri India Narendra Modi yang menyatakan New Delhi siap untuk menggunakan “ibu bom nuklir” untuk membalas jika terjadi perang nuklir antara dua kekuatan Asia Selatan.
Sardar Masood Khan, presiden yurisdiksi Azad Jammu dan Kashmir yang dikelola Pakistan memperingatkan perang nuklir antara Pakistan dan India akan dengan cepat berubah menjadi “Armageddon nuklir” yang memengaruhi seluruh dunia.
“Jika ada konflik nuklir antara kedua negara, 20 juta orang akan segera mati,” kata Khan, berbicara pada konferensi yang diselenggarakan oleh Pusat Islam dan Urusan Global di Istanbul, Turki.
Menurut Khan, konflik Pakistan-India atas Kashmir yang berlangsung lama dan muncul segera setelah kedua negara memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1947 harus diselesaikan dan perdamaian harus dibangun. “Kami tidak punya pilihan lain,” tegasnya sebagiamana dilaporkan Anadolu.
Di antara tiga perang yang telah dilangsungkan India dan Pakistan, antara tahun 1948 dan 1971, dua di antaranya terjadi di wilayah Kashmir, dengan konflik intensitas rendah berkecamuk di dalam wilayah Kashmir yang terpecah selama beberapa dekade, merenggut ribuan nyawa dan kadang-kadang meluas ke ketegangan yang lebih tinggi.
“Konflik di Kashmir tidak hanya terkait dengan politik, ekonomi, dan geopolitik, tetapi juga merupakan tragedi manusia,” kata Khan, seraya menambahkan bahwa India dan Pakistan mungkin berpaling ke PBB dan negara-negara tetangga dalam upaya mencari cara untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Awal pekan ini, seorang juru bicara Angkatan Bersenjata Pakistan mendesak New Delhi untuk tidak “menguji” tekad Pakistan, dengan mengatakan bahwa senjata nuklir adalah “senjata pencegah yang tidak boleh dianggap enteng.”
Komentar itu merupakan tanggapan terhadap Perdana Menteri India Narendra Modi, yang mengatakan kepada para pendukungnya pada rapat umum pemilihan bulan lalu bahwa India memiliki “ibu dari bom nuklir” dan akan digunakan jika Pakistan menyerang dengan nuklir.
Menurut perkiraan baru-baru ini oleh Stockholm International Peace Research Institute, Pakistan dan India masing-masing memiliki total antara 140-150 dan 130-140 senjata nuklir. Kedua belah pihak juga memiliki akses ke sistem pengiriman nuklir berbasis udara, darat dan laut.
Ketegangan antara tetangga yang bersenjata nuklir meningkat pada pertengahan Februari, ketika kelompok bersenjata menyerang konvoi keamanan India di Pulwama, menewaskan 40 personel. India membalas dengan meluncurkan serangan udara di dalam Pakistan pada akhir Februari dan mengakibatkan serangkaian bentrokan di sepanjang garis perbatasan Line of Control yang terus berlanjut hingga hari ini.
Baca juga: