Tanggapi Keputusan Amerika, Irang Kembali Ancam Tutup Selat Hormuz
Kapal perang Iran/Iran Navy

Tanggapi Keputusan Amerika, Irang Kembali Ancam Tutup Selat Hormuz

Pengumuman Amerika yang mengatakan mulai 1 Mei 2019 tidak akan memberikan lagi toleransi kepada negara yang membeli minyak Iran ditanggapi dengan ancaman penutupan selat Hormuz yang menjadi jalur penting perdagangan minyak dari Timur Tengah.

Selat Hormuz adalah jalur air strategis utama yang terletak antara Teluk Persia dan Teluk Oman, dengan sekitar 20 persen minyak dunia dan sekitar sepertiga dari semua minyak bumi dikirim melalui laut yang melewatinya.

Angkatan Laut Garda Revolusi Iran mengatakan jika Iran tidak diizinkan mengekspor minyak melalui Selat Hormuz,  mereka akan segera bereaksi.

“Selat Hormuz, berdasarkan hukum adalah rute pelayaran internasional dan jika kami dilarang menggunakannya, kami akan menutupnya,” kata Laksamana Muda Alireza Tangsiri dari Angkatan Laut Garda Revolusi Iran kepada saluran TV Al-Alam dan dikutip Sputnik Senin 23 April 2019.

Selat Hormuz

Sebelumnya dilaporkan  bahwa Amerika tidak akan lagi memberikan keringanan kepada negara manapun yang membeli minyak Iran setelah Mei 2019 untuk menekan ekspor minyak negara tersebut ke nol yang  bertujuan untuk merusak sumber pendapatan vital bagi Teheran.

“Presiden Donald J. Trump telah memutuskan untuk tidak mengeluarkan kembali  Significant Reduction Exceptions (SRE) ketika mereka [aturan tersebut] berakhir pada awal Mei. Keputusan ini dimaksudkan untuk membawa ekspor minyak Iran ke nol ,” kata pernyataan itu.

Pernyataan itu selanjutnya mengatakan bahwa Amerika Serikat, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab telah berjanji untuk memastikan bahwa pasar global akan memiliki pasokan minyak yang cukup setelah keputusan Washington untuk menghentikan keringanan sanksi bagi negara-negara yang mengimpor minyak Iran.

“Amerika Serikat, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab, tiga dari produsen energi besar dunia, bersama dengan teman dan sekutu kami, berkomitmen untuk memastikan bahwa pasar minyak global tetap dipasok secara memadai,” kata pernyataan itu.

Pada awal November 2019, Washington masih memberikan keringanan enam bulan dari sanksi minyak terhadap Iran ke Yunani, Italia, Taiwan, China, India, Turki, Jepang, dan Korea Selatan.

Beijing telah mengomentari rencana Amerika dengan mengatakan bahwa itu bertentangan dengan pembatasan sepihak Washington terhadap Teheran dan akan melakukan segala upaya untuk membela kepentingan perusahaan nasional yang melakukan bisnis hukum dengan Iran.

Baca juga:

Jika Iran Tutup Selat Hormuz, PBB Kemungkinan akan Izinkan Perang