India sudah memutuskan untuk membeli jet tempur Rafale dari Prancis, muncul laporan bahwa saat New Delhi belum menerima jet tempur, Angkatan Udara Prancis justru memberikan pelatihan kepada pilot Pakistan dengan jet tempur tersebut.
Laporan itu dimunculkan AIN Online, sebuah perusahaan media independen yang berfokus pada sektor penerbangan yang menyebutkan pilot dari Pakistan yang dilatih oleh Prancis adalah petugas pertukaran Pakistan yang dikirim ke Qatar. Petugas ini bergabung dengan pilot yang dilatih di Prancis karena Qatar memang membeli jet tempur Rafale.
Seorang petugas pertukaran adalah petugas yang ditugaskan di angkatan bersenjata suatu negara yang sementara ditugaskan untuk unit angkatan bersenjata dari negara lain atau ke cabang angkatan bersenjata lain dari negara mereka sendiri.
“Personel Qatar dilatih di Pangkalan Aérienne 118 Mont-de-Marsan di barat daya Prancis, Rochefort dan Lembaga Pelatihan Intelijen Gabungan di Strasbourg. Gelombang pertama pilot yang dilatih untuk Qatar pada November 2017 adalah petugas pertukaran Pakistan,” tulis AIN online sebagaimana dikutip NDTV Kamis 11 April 2019.
Namun JejakTapak mencoba mencari artikel tersebut di AIN Online sudah tidak ada, kemungkinan sudah dihapus.
Untuk diketahui pada November 2017 kesepakatan pembelian 36 jet tempur Rafale sudah ditandatangani oleh India dan Prancis.
Sementara itu, Duta Besar Prancis untuk India, Alexandre Ziegler segera membantah kabar tersebut. “Saya dapat mengkonfirmasi bahwa itu adalah berita palsu,” katanya. Sumber-sumber pemerintah Prancis mengatakan kepada NDTV bahwa mereka telah memeriksa kembali rincian artikel ini.
Pemerintah Narendra Modi telah menolak untuk membocorkan rincian tentang kesepakatan Rafale dengan alasan “informasi sensitif” yang dapat digunakan oleh saingan negara itu – referensi ke Pakistan.
“Perhatian utama Pemerintah berkaitan dengan ketersediaan informasi sensitif dan rahasia mengenai Keamanan Nasional di ranah publik”, kata kementerian pertahanan India Rabu 10 April 2019 menanggapi perintah Mahkamah Agung India yang menyetujui petisi peninjauan yang diajukan oleh mantan menteri luar negeri India Yashwant Sinha guna menuntut penyelidikan dugaan korupsi pengadaan 36 jet tempur Rafale.
Angkatan Udara India berpendapat bahwa jet tempur Rafale akan menjadi pesawat tempur terbaik di India yang saat dilantik, Pakistan tidak akan berani mendekati Line of Control (LoC) atau perbatasan internasional kedua negara.
“Ketika Rafale masuk, itu akan memastikan bahwa pencegahan pertahanan udara kita akan meningkat berlipat ganda dan mereka (Pakistan) tidak akan mendekati garis kontrol atau perbatasan kita,” kata Kepala Udara Marshal BS Dhanoa pada 25 Maret 2019 lalu.