Apakah Bumi Aman? Dalam Beberapa Hari Terakhir Matahari Sedang Bergolak

Apakah Bumi Aman? Dalam Beberapa Hari Terakhir Matahari Sedang Bergolak

Aktivitas matahari telah meningkat secara substansial dalam beberapa hari terakhir karena terus mengkonsumsi bahan bakar dari siklus  sebelumnya. Hal ini terpantau oleh Laboratory of X-Ray Astronomy of the Sun yang berbasis di Moskow.

“Peningkatan tajam dalam aktivitas matahari telah teramati selama 24 jam terakhir dalam peralatan pemantauan ruang angkasa yang memberikan informasi tentang aliran radiasi sinar-X matahari,” kata laboratorium  yang menjadi bagian dari Lebedev Physical Institute of the Russian Academy of Sciencesdalam pernyataan pers Jumat 22 Maret 2019 dan dilansir Sputnik.

Menurut para ilmuwan, pemantauan dari 20 dan 21 Maret mencatat tiga semburan matahari ‘kelas-C’. Untungnya meski ini kategori semburan kuat energi matahari, biasanya memiliki sedikit atau tidak ada efek di Bumi.

Selain itu, untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan, ‘indeks aktivitas pembakaran’ institut menunjukkan peningkatan dari tingkat bahaya ‘hijau’ ke ‘kuning’, dengan nilai puncak mencapai 3,6 pada skala 10 poin pada Jumat.

Para peneliti mencatat lonjakan aktivitas matahari yang “terlihat jelas” dalam pengamatan fotografis, termasuk emisi cahaya terang yang diciptakan oleh plasma panas yang berasal dari permukaan matahari.

Para astronom mengaitkan lonjakan aktivitas ini dengan matahari yang membakar sisa ‘bahan bakarnya’ dari siklus matahari ke-24. “Bahan bakar seperti itu termasuk medan magnet yang terbentuk di bawah permukaan matahari dan dibawa oleh aliran plasma ke permukaannya, bersama dengan energi berlebih. Energi inilah yang kemudian dibakar dalam bentuk kilatan,” jelas para ilmuwan.

Para astronom memperkirakan pembentukan siklus matahari ke-25 akan dimulai di dekat kutub matahari, tetapi telah mengindikasikan bahwa siklus tersebut belum memberikan indikasi muncul.

“Itu masih menjadi misteri mengapa medan magnet siklus 24 tetap ada di Matahari, tujuh tahun setelah siklus mencapai maksimum pada 2012,” catat para peneliti.

Ketika cukup kuat, semburan energi matahari mengancam untuk menyebabkan kerusakan besar pada infrastruktur buatan manusia, dari pesawat ruang angkasa dan instrumen satelit di orbit dekat bumi hingga seluruh jaringan listrik di planet kita.

Pada tahun 2011, National Academy of Science  Amerika menghitung bahwa pengulangan badai matahari besar seperti yang melanda planet ini pada tahun 1859 dapat menyebabkan kerusakan awal saja senilai US$ 2 triliun atau sekitar Rp28.477  triliun dan membutuhkan waktu satu dekade untuk diperbaiki.

Siklus 24, siklus matahari saat ini, dimulai pada Januari 2008, dan memiliki aktivitas bintik matahari terendah yang tercatat sejak pencatatan dimulai pada tahun 1750. Siklus 24 pada awalnya diharapkan berakhir pada pertengahan 2018.