Militer Australia Perluas Kegiatannya di Ruang Angkasa
Ilustrasi

Militer Australia Perluas Kegiatannya di Ruang Angkasa

Militer Australia akan bergabung dengan perlombaan ruang angkasa karena menilai domain ini semakin penting dan diperebutkan.

Panglima Angkatan Udara Australia (RAAF) Marshal Leo Davies mengatakan kepada New Zeland Radio dan dikutip Sputnik Senin 4 Maret 2019, geografi unik negara ini sangat cocok untuk memainkan peran yang lebih besar, meski mengakui bahwa Australia tertinggal dari negara adidaya dunia dalam “permainan luar angkasa”.

“Ruang angkasa adalah salah satu domain yang perlu diperluas – pemahaman kita tentang apa yang ada di langit di atas kita adalah penting,” kata Davies.

“Kami telah mulai dengan sederhana – ketika kami mulai memahami bagian yang kami mainkan, pentingnya hal itu tumbuh dengan sangat cepat.”

Davies memperkirakan bahwa Angkatan Udara Australia akan melakukan investasi signifikan dalam ruang angkasa dalam dua puluh tahun ke depan.

Pemerintah Australia memperkirakan bahwa pada tahun 2030 industri luar angkasa nasional akan mewakili sekitar US$ 12 miliar bagi perekonomian, kata laporan itu. Tahun lalu negara tersebut juga membentuk Badan Antariksa Australia.

Davies mengomentari rumor bahwa Canberra akan meluncurkan satelit militer besar dengan mengatakan bahwa tidak mungkin sesuatu seperti itu akan terjadi dalam waktu dekat.

“Ketika kita melihat apa yang dapat kita lakukan, itu akan termasuk peningkatan peluncuran satelit, peningkatan kecanggihan tentang apa yang ada di satelit,” katanya.

Baru-baru ini, Angkatan Pertahanan Australia memprakarsai dua proyek yang dimaksudkan untuk membentuk fondasi bagi dukungan militer ruang angkasa.

Satu proyek, bernama DEF-799, yang memungkinkan militer secara langsung dan tepat waktu mengakses satelit pencitraan komersial. Ini juga akan berupaya untuk memperoleh intelijen, pengawasan dan pengintaian berbasis ruang angkasa baru. Biaya proyek diperkirakan sekitar US$ 355 juta.

Selain itu juga ada proyek JP-9102B yang akan mengembangkan sistem komunikasi satelit Angkatan Pertahanan Australia generasi berikutnya. Satelit ini akan meningkatkan komando dan kontrol pasukan yang dikerahkan menggunakan aset ruang angkasa.

Davis mengatakan bahwa militer Australia tidak berencana untuk membuat versi sendiri dari Space Space, seperti yang dilakukan Presiden Amerika Donald Trump baru-baru ini.

“Kurasa tidak, tidak pada titik ini,” katanya tentang gagasan itu. “Itu mungkin waktu lama dan sesuatu yang bisa dipikirkan baik oleh Pertahanan maupun pemerintahan selanjutnya.”