Untuk Tutup Kekurangan Jet Tempur, India Mau Tak Mau Kembali ke Kawan Lama

Untuk Tutup Kekurangan Jet Tempur, India Mau Tak Mau Kembali ke Kawan Lama

India seperti diketahui mulai mencari jet tempur buatan Eropa dan Amerika. Tetapi di tengah penurunan cepat armada jet tempurnya sekarang ini, tidak ada pilihan lain bagi mereka untuk kembali ke kawan lama mereka, Rusia.

India kembali ke Rusia ketika negara itu berusaha untuk menutup celah dalam kekuatan pesawat tempurnya. Salah satunya dengan pengadaan skuadron jet Su 30 MKI tambahan yang sedang dalam proses. Selain itu juga telah ada pembicaraan lanjutan tentang skuadron tambahan untuk jet tempur MiG 29 UPG.

Dengan kekuatan skuadron semakin rendah – diperkirakan akan turun di bawah 30 tahun ini dari 42 yang ada – jet tambahan ini akan sangat penting bagi angkatan udara yang akan pensiun semua jet tempur MiG 21 yang tua.

“Kami telah mendapat permintaan resmi dari pihak India untuk memasok 18 kit Su 30 MKI lagi. Permintaan ini datang pada bulan Januari dan sekarang kami sedang mempersiapkan penawaran komersial kami,” kata Anatoly G Punchuk, Wakil Direktur Layanan Federal Rusia untuk Kerja Sama Teknis Militer sebagaimana dikutip Economic Times Kamis 21 Februari 2019.

Dia menambahkan bahwa pembicaraan lanjutan juga sedang dilakukan untuk peningkatan armada 272 Su-30 MKI yang sudah dipesan.

Terkait MiG tambahan, pihak Rusia mengatakan bahwa proposal komersial telah dikirim ke India dan kedua belah pihak akan mengambil langkah maju setelah mendapat tanggapan dari New Delhi.

“Kami telah mendapat permintaan resmi untuk suplai 21 pesawat dari pihak India, dua di antaranya adalah pelatih. Kami telah mengirimkan proposal komersial dan sedang menunggu tanggapan. Pesawat-pesawat memiliki semua infrastruktur dan dukungan yang diperlukan di India serta pilot yang sangat akrab dengan itu, “kata pejabat Rusia.

Seperti dilansir ET, rencana untuk mengakuisisi 21 pesawat tambahan untuk membuat skuadron jet MiG 29 baru yang pertama kali dibeli pada 1980-an diperkirakan akan menghabiskan dana sekitar 6.000 crore atau sekitar Rp118 triliun

Harga pesawat diperkirakan akan mencapai 285 crore atau sekitar Rp5,6 triliun per jet yang akan mencakup sistem senjata, pelatihan dan peralatan pendukung lainnya yang diperlukan untuk skuadron baru. Negosiasi sedang dilakukan di bawah pakta pemerintah-ke-pemerintah dengan Rusia.

Angkatan Udara saat ini mengoperasikan tiga skuadron jet tempur Rusia yang sedang ditingkatkan. Jet multi-peran ini telah beroperasi sejak 1980-an dan Angkatan Udara telah menandatangani kesepakatan 3.850 crore pada 2008 untuk meningkatkan seluruh armada dan memberinya perpanjangan hidup.