Sahara dikenal sebagai gurun gersang tanpa kehidupan, tetapi secar mengejutkan di wilayah tersebut ditemukan kompleks peradaban kuno yang semakin membuktikan dulunya daerah ini adalah wilayah subur yang bisa menopang kehidupan manusia dan binatang.
Ratusan struktur batu yang ada sejak ribuan tahun telah ditemukan di Sahara Barat, sebuah wilayah di Afrika yang jarang dijelajahi oleh para arkeolog.
Struktur-struktur itu ditemukan dalam berbagai ukuran dan bentuk, dan para arkeolog tidak yakin fungsi dari struktur tersebut dan kapan dibangun. Temuan itu sendiri diungkap dalam buku “The Archaeology of Western Sahara: A Synthesis of Fieldwork, 2002 to 2009” (Oxbow Books, 2018).
Sekitar 75 persen wilayah Sahara Barat, termasuk sebagian besar garis pantai, dikendalikan oleh Maroko, sementara 25 persen dikuasai oleh Republik Demokratik Arab Sahrawi. Sebelum 1991, kedua pemerintah berada dalam keadaan perang.
Antara tahun 2002 dan 2009, para arkeolog bekerja di bidang survei lanskap dan melakukan sejumlah kecil penggalian di bagian Sahara Barat yang dikendalikan oleh Republik Demokratik Arab Sahrawi. Mereka juga menyelidiki gambar satelit di Google Earth.
“Karena sejarah konfliknya, penelitian arkeologis dan palaeoenvironmental terinci di Sahara Barat sangat terbatas,” tulis Joanne Clarke, seorang dosen senior di Universitas East Anglia, dan Nick Brooks, seorang peneliti independen.
“Peta arkeologis Sahara Barat tetap secara harfiah dan kiasan hampir kosong sejauh menyangkut komunitas penelitian arkeologi internasional yang lebih luas, terutama jauh dari pantai Atlantik,” tulis Clarke dan Brooks.

Struktur misterius
Struktur batu dirancang dengan berbagai cara. Beberapa berbentuk seperti bulan sabit, yang lain berbentuk lingkaran, beberapa berbentuk garis lurus, beberapa berbentuk persegi panjang, beberapa struktur terdiri dari bebatuan yang ditumpuk. Dan beberapa struktur menggunakan kombinasi desain ini.
Sebagai contoh, satu struktur memiliki campuran garis lurus, lingkaran, persegi panjang dan tumpukan batu yang semuanya membentuk kompleks sepanjang 2.066 kaki (630 meter).
Meskipun para arkeolog tidak yakin dengan tujuan dari banyak struktur, mereka mengatakan beberapa dari mereka mungkin merupakan tanda lokasi kuburan. Penggalian kecil telah dilakukan pada struktur, dan arkeolog telah menemukan beberapa artefak yang dapat diberi tanggal menggunakan metode radiokarbon. Di antara beberapa situs yang digali adalah dua “tumuli” (tumpukan batu) yang berisi kuburan manusia sejak sekitar 1.500 tahun yang lalu.
Penelitian menunjukkan bahwa Sahara Barat pernah menjadi tempat yang lebih basah yang dapat menopang lebih banyak kehidupan hewan daripada sekarang. Para arkeolog mendokumentasikan seni cadas yang memperlihatkan gambar sapi, jerapah, oryx, dan domba Barbary, sementara peneliti lingkungan menemukan bukti danau dan sumber air lainnya yang mengering ribuan tahun yang lalu.
Clarke dan Brooks mengatakan kepada Live Science 4 Februari 2019 masalah keamanan telah menjadikan penelitian tidak bisa dilanjutkan. Kelompok al-Qaeda di Maghreb beroperasi di daerah gurun dekat Sahara Barat, dan pada 2013 mereka menculik dua pekerja bantuan Spanyol di sebuah kamp pengungsi di Tindouf, Aljazair, tepat di seberang perbatasan dari Sahara Barat.