Rusia berencana mengirim jet tempur untuk berpatroli di Kutub Utara, sebuah praktik era Perang Dingin yang kini dihidupkan kembali.
Mengutip sumber-sumber Kementerian Pertahanan Rusia, Izvestia sebagaimana dikutip The Fox melaporkan bahwa dua skuadron pesawat pencegat MiG-31BM akan berpatroli di wilayah udara Kutub Utara.
Langkah ini mengikuti penerbangan pelatihan Rusia di Kutub Utara yang terjadi tahun lalu dan akan diawasi ketat oleh Amerika.
Tahun lalu, militer Amerika mengatakan bahwa dua pembom berkemampuan nuklir Rusia yang dikawal oleh dua jet tempur terbang dekat Alaska pada 11 September. Pesawat Rusia dicegat oleh sepasang jet tempur siluman F-22 Angkatan Udara. Pertemuan itu adalah yang kedua kalinya dalam sebulan bahwa pembom Rusia terbang di dekat Alaska.
Gudang senjata militer Rusia juga menjadi sorotan. Kantor Akuntabilitas Pemerintah atau Government Accountability Office (GAO) Amerika baru-baru ini memperingatkan bahwa Amerika tidak memiliki pertahanan yang diperlukan untuk melindungi diri dari senjata hipersonik China dan Rusia.
Tahun lalu, militer Rusia mengatakan mereka berhasil melakukan uji coba rudal hipersonik berkemampuan nuklir yang mampu menyusup melalui pertahanan musuh. Pada bulan Desember, sebuah video yang diposting oleh Kementerian Pertahanan menunjukkan jet tempur MiG-31 meluncurkan rudal hipersonik Kinzhal selama penerbangan pelatihan.
Awal bulan ini, Amerika secara resmi menangguhkan kewajibannya berdasarkan perjanjian senjata Perang Dingin dengan Rusia. Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo mengatakan pemerintahan Trump bertindak setelah apa yang disebutnya “pelanggaran material Rusia” dari Perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces dan kegagalannya untuk mematuhi dalam dua bulan sejak Washington memberikan pemberitahuan tentang niatnya untuk menarik diri dari pakta.