Setelah pada bulan Juni 2018 memenangkan kontrak dari Lockheed Martin untuk mengembangkan dan memproduksi Distributed Aperture System (DAS) generasi berikutnya untuk F-35 Lightning II, Raytheon kini mencari untuk menginstal teknologi kamera canggih tersebut pada helikopter.
Hingga 2012, Raytheon telah mengembangkan sistem serupa yang dibuat khusus untuk helikopter sebagai bagian dari program demonstrasi Angkatan Darat Amerika. Sistem, yang disebut Advanced Distributed Aperture System, diuji pada helikopter Sikorsky UH-60 Black Hawks selama lebih dari 200 jam di fasilitas Angkatan Darat Amerika di Virginia dan Alabama.
Teknologi ini dimaksudkan untuk memberikan pilot helikopter kewaspadaan situasional 360 °, meningkatkan kemampuan bertahan pesawat dan awak saat beroperasi dalam kondisi visibilitas rendah.
Raytheon sekarang percaya bahwa DAS F-35 juga dapat digunakan kembali untuk helikopter. “Kami telah mengembangkan teknologi ini selama beberapa tahun terakhir yang akan berlaku untuk pesawat lain termasuk rotorcraft,” kata Kepala Eksekutif Raytheon Tom Kennedy sebagaimana dilaporkan Flightglobal Jumat 8 Februari 2019.
Raytheon menolak untuk berkomentar lebih lanjut tentang pernyataan itu dan tidak mengembalikan permintaan untuk komentar tentang Advanced Distributed Aperture System. Kennedy juga mengatakan DAS dapat digunakan pada F-35 untuk melacak rudal balistik dalam fase boost mereka, sebuah konsep yang sedang diperiksa oleh Badan Pertahanan Rudal.
DAS bisa dikatakan merupakan mata F-35 dengan menggunakan enam kamera inframerah yang dipasang di sekitar pesawat, termasuk di bawah hidung, untuk memproyeksikan gambar ke layar yang dipasang helm yang dibuat oleh Vision Systems International, perusahaan patungan antara Elbit Systems dan Rockwell Collins.
Dengan memproyeksikan aliran video DAS ke tampilan yang dipasang di helm, pilot F-35 dapat melihat kea rah mana saja. Sistem Raytheon juga secara otomatis mengidentifikasi dan melacak ancaman, seperti rudal yang masuk, di layar.
Advanced Distributed Aperture System dirancang untuk berfungsi serupa, memungkinkan pilot untuk melihat secara buatan melalui lantai kokpit helikopter atau di belakang ke rotor ekor.
“Pilot sekarang memiliki pandangan 360 ° dari lingkungan mereka. Beberapa kamera infra merah dan grafik yang diproyeksikan memungkinkan awak pesawat bertindak cepat sambil menghindari bahaya,” kata perusahaan.
“Ketika mendarat di tempat yang sempit [Advanced Distributed Aperture System] memungkinkan pilot untuk melihat melalui brownout dari debu yang bertiup, bermanuver di sekitar tiang, pohon dan kabel, dan dengan aman mendarat ke area terbatas.”
Sistem ini juga memasukkan jenis audio 3-D, yang dimaksudkan untuk membantu pilot melacak berbagai peringatan dan pemberitahuan peringatan, dengan menetapkan berbagai posisi suara di sekitar kepala pilot.”Selama serangan, isyarat visual dan audio 3-D memberi tahu pilot jenis dan posisi senjata yang masuk.”