Rusia menggrounded seluruh armada Tu-22M3 hingga penyelidikan penyebab kecelakaan yang dialami bomber tersebut pada Selasa dan menewaskan tiga awaknya ditemukan.
“Untuk saat ini semua Tupolev-22M3 dilarang terbang hingga penyebab kecelakaan menjadi jelas,” demikian dilaporkan TASS mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya.
Sebuah pembom Tupolev-22M3 jatuh pada Selasa sore ketika mencoba mendarat di pangkalan udara dekat Olenegorsk, Wilayah Murmansk. Tiga kru awak tewas sementara satu lagi mengalami luka serius.
Sebuah sumber dalam penegakan hukum mengatakan perkiraan awal kesalahan pilot yang dilakukan dalam cuaca buruk adalah menjadi penyebab kecelakaan tragis ini.
Pesawat pengebom supersonik Tu-22M3 (Backfire) menjadi salah satu kekuatan Rusia di udara. Pada masa Uni Soviet, Divisi II Penjaga Ruang Udara Armada Laut Hitam yang berbasis di Crimea sempat mempunyai tiga resimen pesawat pengebom.
Setelah keruntuhan Uni Soviet, Armada Laut Hitam Rusia mendapatkan 19 unit pesawat “Tu”, sedangkan Ukraina mendapatkan 20 unit. Rusia kemudian memindahkan pesawat pengebomnya dari Crimea.
Sebagian dari pesawat tersebut dipindahkan ke Armada Utara Rusia, sebagian lagi ke Armada Samudera Pasifik. Sementara, Ukraina memotong pesawat pengebom milik mereka untuk memperoleh bahan logam.
Pesawat-pesawat pengebom jarak jauh, termasuk misil laut, diciptakan untuk menyelesaikan misi di zona-zona operasi militer, baik di darat maupun di laut.
Dalam beberapa dekade terakhir, Tu-22M3 telah sukses menjalankan fungsi-fungsi tersebut. Dengan dilengkapi teknologi pengisian bahan bakar di udara, Tu-22M3 mampu digunakan untuk penerbangan jarak jauh, dengan rentang kecepatan dan ketinggian yang cukup luas.
Radius jangkauan tempur Tu-22M3 mencapai sekitar 2.400 kilometer. Hal tersebut sudah cukup untuk membuat pesawat ini terbang di atas berbagai negara di Eropa Barat.
Dengan memperhitungkan kemampuan pengisian di udara, bila dibutuhkan, Tu-22M3 bahkan mampu mencapai AS. Apalagi di dalam pesawat tersebut terdapat kompleks navigasi yang andal. Dari segi pengendalian pesawat, sistem kabin (onboard) otomatis yang dipasang secara signifikan mempermudah tugas sang pilot.