Angkatan Udara Rusia sedang mengalami nasib buruk. Setelah dua bomber tempur Su-34 bertabrakan di atas Laut Jepang pada 18 Januari 2019 lalu kini giliran bomber Tu-22M3 yang mengalami nasib buruk
Dua anggota awak Tu-22M3 tewas dan dua lainnya cedera ketika bomber tersebut mengalami hard landing saat mendarat di wilayah Murmansk Rusia Seni 22 Januarin 2019.
“Pada 22 Januari, Tu-22M3, setelah menyelesaikan penerbangan pelatihan terjadwal di wilayah Murmansk, melakukan hard landing dalam kondisi salju tebal. Menurut sebuah laporan, dua pilot dibawa ke fasilitas medis, tempat mereka menerima bantuan yang diperlukan. Dua anggota awak tewas,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan sebagaimana dikutip Sputnik.
Tu-22M3 adalah pembom supersonik, sayap variabel, strategi jarak jauh dan serangan maritim yang dikembangkan oleh Tupolev Design Bureau dan dirancang untuk menghancurkan target angkatan laut dan darat pada jarak hingga 2.200 km dari pangkalan dengan rudal dan bom.
Penerbangan eksperimental dari pesawat ini pertama dilakukan pada tahun 1977, dan pada bulan Maret 1989 pesawat akhirnya dioperasikan.
Ini bukan pertama kalinya kecelakaan dialami bomber Tu-22M3. Sebuah pembom Tu-22M3 Backfire meluncur keluar dari landasan pacu saat mendarat di pangkalan udara Shaykovka pada 14 September 2017 akibat insiden tersebut, lambung pesawat rusak parah. Untungnya tidak ada kru yang terluka dalam kecelakaan tersebut