Amerika Serikat mengaku telah memulai proses untuk hengkang dari perjanjian Intermediate-range Nuclear Forces (INF) dengan Rusia setelah gagal menegosiasikan masalah tersebut dengan Rusia.
Wakil Menteri Amerika untuk Kontrol Senjata dan Keamanan Internasional Andrea Thompson mengatakan Amerika telah melakukan pembicaraan dengan pejabat Kementerian Luar Negeri Rusia di Jenewa, Swiss, pada Selasa 15 Januari 2019 untuk membahas INF. Namun negosiasi mandek dan menemui jalan buntu.
“Kami tidak dapat menemukan jalan baru kemarin dengan Rusia,” kata Thompson pada Kamis 17 Januari 2019 sebagaimana dilaporkan Reuters.
Dia mengklaim Rusia menolak mengizinkan inspeksi terhadap sistem rudalnya yang diduga melanggar ketentuan perjanjian. “Berdasarkan diskusi kemarin dan retorika yang sesuai hari ini, kami tidak melihat indikasi bahwa Rusia akan memilih kepatuhan,” ujarnya.
Karena tidak ada kesepakatan yang tercapai, Amerika memutuskan untuk memulai proses penarikan diri dari INF pada 2 Februari mendatang. Hal itu akan berlangsung selama enam bulan.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyatakan negaranya tetapkan akan berupaya menyelamatkan INF. Ia akan terus melalukan pendekatan ke Amerika agar mengubah keputusannya.
Berbeda dengan pernyataan Thompson, Lavrov mengatakan negaranya telah menawarkan agar para ahli Amerika dapat menginspeksi dan melihat rudal 9M729 ketika negosiasi di Jenewa berlangsung. Keberadaan rudal itu, menurut AS, telah melanggar INF. Namun tawaran itu ditolak.
“Logika semua pendekatan Amerika yang disuarakan kemarin hanya itu, ‘Anda melanggar perjanjian, kami tidak melanggar, oleh karena itu Anda, Rusia, wajib melakukan apa yang kami minta dari Anda dan kami tidak harus melakukan apa pun’,” kata Lavrov.
Menurut Lavrov, konsultasi di Jenewa mengonfirmasi kebijakan Amerika yang merusak stabilitas strategis.
INF ditandatangani Amerika dan Uni Soviet pada 1987. Perjanjian tersebut melarang kedua belah pihak memproduksi atau memiliki rudal nuklir dengan daya jangkau 500-5.500 kilometer.
Sejak 2014, Amerika kerap menuding Rusia melanggar INF. Namun tudingan itu selalu dibantah oleh Moskow. Kemudian pada Oktober lalu, Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencananya menarik AS dari INF. Rencana tersebut juga telah disampaikan secara resmi kepada Rusia pada Desember tahun lalu.
Rencana mundurnya Amerika dari INF memicu kekhawatiran, terutama dari Eropa. Benua Biru telah menganggap INF sebagai fondasi keamanannya. Dengan hengkangnya Amerika, potensi terjadinya perlombaan senjata baru seperti era Perang Dingin terbuka lebar dan akan menempatkan Eropa dalam bahaya.