Indonesia Cari 6 Drone MALE, China dan Turki Bersaing Ketat
UAV Anka Turki / hurriyetdailynews.com

Indonesia Cari 6 Drone MALE, China dan Turki Bersaing Ketat

Indonesia berencana membeli enam drone Medium Altitude Long Endurance (MALE) dengan kemampuan tempur. China dan Turki menjadi dua negara tersisa yang bersaing untuk merebut pasar tersebut.

“Ya memang ada rencana untuk beli drone,” ujar Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, mengungkapkan dalam konferensi pers saat melaksanakan Rapim Kemhan di Kantor Kemenhan Rabu 16 Januari 2019.

Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kemhan, Laksda TNI Agus Setiadji seusai konferensi  pers tersebut menjelaskan, pengadaan drone dilakukan untuk mengikuti perkembangan jenis perang yang berkembang saat ini yakni perang siber dan perang drone. Menurut Agus, dengan drone biaya untuk operasi dapat ditekan.

“Sekarang ini perang siber sama perang drone. Ngapain juga kita kirim kapal? Kalau sekali layar sekali balik berapa? Rp 7 miliar. Kirim drone sudah beres,” jelasnya dilansir Republika.

Untuk pengadaan awal, akan dibeli enam drone yang akan ditempatkan di dua skuadron. Agus belum mengetahui secara pasti akan ditempatkan di mana saja keenam drone tersebut. Namun, untuk spesifikasi, ia menerangkan, drone yang akan dibeli memiliki kemampuan Medium Altitude Long Endurance (MALE).

“Dronenya punya kemampuan MALE, wingspan-nya 18 meter, dipersenjatai, bisa terbang 600 km,” ungkap dia.

Drone Wing Long China

Pengadaan drone tersebut sudah sampai proses tender dan menyisakan dua negara, yakni Turki dan Cina. Menurut Agus, kini sedang diperbandingkan di antara keduanya soal transfer teknologi, spesifikasi, garansi, suku cadang, dan lain sebagainya. Anggaran yang disiapkan untuk pengadaan ini sekitar US$ 110 juta atau sekitar Rp1,5 triliun “Dalam waktu dekat ini, bulan-bulan depan ini karena ini sudah memasuki tahap akhir,” kata dia.

Berdasarkan data yang ada Turki mengembangkan drone kelas MALE yang disebut sebagai Anka yang dibangun Turkish Aerospace Industry (TAI). Drone ini memiliki dua varian yakni Block A yang kemudian dikembangkan menjadi Block B. Drone ini memiliki daya tahan 24 jam, dengan ketinggian  30.000 kaki dan rentang terbang 200 km.

Sementara China memiliki drone Wing Loong yang sudah dijual ke berbagai negara.  Wing Loong, juga dikenal sebagai Yilong-1, adalah kendaraan udara tak berawak Medium-Altitude Long-Endurance (MALE), yang dikembangkan oleh Grup Industri Pesawat Terbang Chengdu China.