Penindas Raksasa, Jepang Kembangkan Pesawat Serang Elektronik dari C-2

Penindas Raksasa, Jepang Kembangkan Pesawat Serang Elektronik dari C-2

Pasukan Bela Diri Jepang untuk mengembangkan pesawat serang elektronik untuk mengganggu radar dan komunikasi musuh

Pemerintah Jepang telah memutuskan untuk mengembangkan pesawat serang elektronik yang mampu menonaktifkan radar musuh dan komunikasi yang akan ditempatkan di pesawat transportasi C-2 serta pesawat patroli maritim P-1.

Tujuan pembangunan pesawat penindas radar lawan ini adalah untuk melawan China dan Rusia, yang keduanya meningkatkan kemampuan peperangan elektronik mereka.

Rencana untuk mengembangkan pesawat serang elektronik ini sejalan dengan Pedoman Program Pertahanan Nasional, yang menetapkan penguatan kemampuan Jepang untuk “menetralkan radar, komunikasi, dan cara lain dari pihak-pihak yang berniat untuk menyerang [Jepang].”

Pedoman ini disetujui oleh Kabinet pada bulan Desember. Pasukan Bela Diri Jepang berencana untuk memulai proses pengembangan penuh tahun fiskal berikutnya.

Sumber militer sebagaimanana dikutip The Japan News Minggu 13 Januari 2019 mengatakan secara khusus, pesawat angkut C-2 Angkatan Udara dan pesawat patroli P-1 Angkatan Laut akan dilengkapi dengan peralatan pengacau radar.

Tujuannya adalah untuk memperkenalkan model berdasarkan C-2 pada tahun fiskal 2027, sementara jadwal pengembangan dan rencana lain untuk P-1 masih dipertimbangkan.

C-2  yang dibangun Kawasaki Heavy Industries Aerospace merupakan pesawat transportasin dan kargo. Jepang mulai menerima pesawat ini pada Maret 2017 dengan rencana awal membeli 10 pesawat hingga 2020.

Pesawat dua mesin  turbofan  canggih ini memiliki panjang 144 kaki dengan membawa kapasitas lebih dari 36.000 ton. Pesawat dirancang untuk mengangkut pasukan dan peralatan militer ke pulau-pulau  jauh. Pesawat ini diharapkan untuk menggantikan pesawat C-1 dan C-130 Hercules.

Kapal perang dan pesawat terbang Jepang sebenarya sudah memiliki peralatan peperangan elektronik, tetapi penekanannya adalah pada aspek pertahanan, seperti kemampuan untuk mengalihkan serangan rudal menggunakan pengacau radar.

Sebaliknya, pengembangan pesawat serang elektronik dimaksudkan untuk melumpuhkan kemampuan serangan pesawat, kapal perang musuh, dan pasukan lainnya dengan mengirimkan gelombang pengacau ke area yang luas untuk melumpuhkan jaringan komunikasi dan radar mereka.

Pemerintah Jepang memutuskan mengembangkan pesawat serang elektronik dengan latar belakang peningkatan cepat China dan Rusia atas kemampuan perang elektronik mereka.

Ketika Rusia menganeksasi Crimea di Ukraina selatan pada tahun 2014, dikatakan bahwa komunikasi dan amunisi militer Ukraina dengan detonator yang dikontrol secara elektronik dinonaktifkan oleh serangan elektronik Rusia.

Pemerintah China juga telah memasang peralatan pengacau di pangkalan militer yang sedang dibangunnya di Kepulauan Spratly di Laut China Selatan.

Kemampuan untuk mengidentifikasi frekuensi gelombang radio lawan adalah bagian penting dari serangan elektronik, sehingga pemerintah juga berencana untuk meningkatkan kemampuan militer Jepang untuk mengumpulkan informasi gelombang radio.