Sedikit demi sedikit kemampuan drone nuklir bawah laut Rusia yang dikenal sebagai Poseidon terungkap. Laporan terakhir menyebutkan kecepatan drone ini jauh di atas kapal selam maupun torpedo.
Mengutip sumber industri militer, Kantor berita Rusia TASS melaporkan kecepatan maksimum drone Poseidon akan mencapai lebih dari 107 kt (200 km / jam). Sebagai perbandingan kecepatan maksimum kapal selam nuklir modern adalah 32 kt, torpedo – 48 kt.
Kecepatan tinggi ‘Poseidon’ akan dimungkinkan karena superkavitasi, di mana gelembung gas, yang menyelimuti torpedo dengan kecepatan maksimum. Ini meminimalkan kontak air dengan torpedo hingga mengurangi hambatan secara signifikan.
Selain itu, TASS sebagaimana dikutip Defense Blog, Sabtu 5 Januari 2019, mengklaim bahwa drone bawah air Rusia terbaru tidak mungkin diserang karena kekhasan manuvernya. Disebutkan juga kedalaman maksimum Poseidon adalah lebih dari satu kilometer.
Poseidon dirancang untuk menciptakan gelombang tsunami setinggi 500 meter (1.600 kaki), yang akan mencemari area luas di pantai musuh dengan isotop radioaktif, serta kebal terhadap sistem pertahanan anti-rudal seperti anti-rudal, rudal balistik, senjata laser, dan railgun yang mungkin menonaktifkan ICBM atau SLBM.
Drone nuklir ini secara resmi diumumkan pada Maret 2018 bersama dengan sistem senjata baru Rusia lain yang diabngun untuk melawan perkembangan teknologi rudal anti-balistik oleh AS.
Drone tersebut dimasukkan dalam program persenjataan negara Rusia untuk 2018-2027 dan Poseidon diharapkan untuk memasuki layanan sebelum program berakhir.
Poseidon yang oleh komnitas intelijen Amerika disebut sebagia Ocean Multipurpose System Status-6 atau “Kanyon” menggunakan miniaturi reaktor nuklir sebagai kekuatannya hingga bisa menempuh jarak hampir tak terbatas.