India Pilih Senjata Korea Selatan, Rusia Tidak Terima
Biho

India Pilih Senjata Korea Selatan, Rusia Tidak Terima

India memutuskan untuk membeli sistem sistem pertahanan anti-pesawat terbang buatan Korea Selatan. Pemerintah Rusia pun menentang dan menuntut tender untuk diulang.

Surat kabar Korea Selatan The Korea JoongAng Daily sebagaimana dikutip Defense Blog melaporkan Jumat 4 Januari 2018, militer India memilih sistem pertahanan anti-pesawat terbang Biho hybrid buatan Korea pada Oktober 2018 lalu setelah proses penawaran yang melibatkan sejumlah produsen senjata asing.

Penawaran ini pertama kali diumumkan secara resmi pada tahun 2013, dan senjata kandidat dievaluasi sepanjang 2015 dan diuji pada 2017.

Dalam tender  Angkatan Darat India memilih tiga perusahaan – Hanwha Defense Systems, yang menawarkan sistem Biho hybrid, Almaz Antey Rusia yang menawarkan sistem Tunguska yang ditingkatkan serta perusahaan KBP Tula Rusia yang menawarkan sistem Pantsir.

Industri pertahanan Korea memandang pasar India sebagai peluang untuk beralih dari penjualan domestik ke ekspor. Kontrak tersebut melibatkan ekspor 104 sistem Biho, 97 pembawa amunisi, 39 kendaraan komando, 4.928 rudal, dan 172.260 amunisi dengan nilai total kontrak hingga 3 triliun won.

Menurut Hanwha Defense Systems, sistem pertahanan Biho menunjukkan kemampuan keterlibatan yang sangat baik di bawah kondisi medan perang di semenanjung Korea yang bergunung-gunung.  Senjata ini juga memiliki kemampuan manuver luar biasa dengan kecepatan maksimum 60 km / jam. Jarak efektifnya adalah 3 km dan mampu menembakkan 1.200 putaran / menit.

Biho memiliki jarak deteksi 21 km dan pelacakan yang sangat baik dan kemampuan membidik pesawat musuh. Sistem juga membawa empat sistem rudal permukaan ke udara jarak pendek dengan jangkauan efektif 5 km dan memiliki dua senapan mesin 30mm.

Namun Moskow, pemasok senjata utama India, melalui Menteri Pertahanannya Sergey Shoygu secara terbuka menyatakan ketidakpuasan dengan keputusan tersebut. Rusia menyatakan bahwa tes tersebut dilakukan secara tidak adil dan harus diulang.

Rusia telah mengirimkan permintaan resmi kepada Kementerian Pertahanan India yang memintanya untuk mengevaluasi kembali proses penawaran.

Namun pihak Korea menegaskan tender senjata sudah dilakukan dengan benar dan faktanya senjata mereka lebih unggul.

“Fakta bahwa senjatanya kalah dalam penawaran itu pasti mengejutkan Rusia, yang membanggakan diri sebagai produsen terkemuka sistem pertahanan gabungan,” kata pejabat Korea dikutip The Korea JoongAng Daily .  “Kami memperkirakan mereka berusaha untuk memblokir kesepakatan ini sampai akhir.”