Tinggalkan Amerika, Railgun China Pergi ke Laut
Twitter

Tinggalkan Amerika, Railgun China Pergi ke Laut

Laporan terbaru menyebutkan sebuah kapal Haiyangshan milik Angkatan Laut China yang diduga membawa railgun telah meninggalkan Sungai Yangtze dan sedang diuji di Samudra Pasifik.

Jika ini benar maka railgun ini akan menjadi yang pertama ditempatkan di kapal perang oleh negara mana pun,  termasuk Amerika Serikat. Railgun ini sendiri pertama kali terlihat pada Januari 2018.

Haiyangshan, kapal pendarat tank kelas I Yuting, muncul kembali di media sosial 29 Desember 2018. Lokasinya tidak diketahui, tetapi diyakini berada di laut lepas, meskipun latar belakang yang sangat buram membuatnya mustahil untuk melakukan geolokasi kapal.

Foto-foto kapal yang dijuluki “Monster Sungai Yangtze” pertama kali muncul pada akhir Januari 2018. Foto-foto itu memperlihatkan Haiyangshan dengan menara meriam besar di haluan, dengan bagian lain dari kapal ditutupi container, terpal, dan peralatan lainnya.

Sebagaimana dilaporkan Popular Mechanics Selasa 2 Januari 2018 dan dikutip JejakTapak, kapal sepanjang 390 kaki adalah kapal pendaratan tank yang dirancang untuk berjalan di garis pantai musuh dan membawa 10 tank atau 500 ton kargo.

Tidak seperti senjata konvensional yang menggunakan energi kimia (bubuk mesiu) untuk memaksa proyektil keluar dari laras dan menuju sasaran, railgun menggunakan elektromagnetik. Senjata-senjata ini menggunakan listrik untuk menghasilkan medan elektromagnetik yang sangat kuat di antara dua rel.

Penampakan pertama railgun China

Railgun dapat mempercepat proyektil jauh lebih cepat dibandingkan senjata tradisional dengan jarak lebih dari seratus mil.

Menguji railgun pada kapal pendaratan tank sangat masuk akal. Untuk satu hal, Haiyangshan adalah kapal yang sudah usang, jadi Chna bisa menggunakannya sebagai test bed untuk sesuatu atau membuangnya.

Kedua, ruang kargo yang panjang, rata, dan terbuka membuat lokasi yang sangat baik untuk memarkir generator listrik yang memberi daya pada railgun. Kapal juga dapat menahan berat railgun yang diparkir di haluan.

Pada bulan Juni, CNBC mengutip laporan intelijen rahasia melaporkan railgun China diperkirakan akan “siap perang” pada tahun 2025.

“Menurut laporan railgun China mampu menyerang target 124 mil jauhnya dengan kecepatan hingga 1,6 mil per detik. Sebagai gambaran  tembakan dari Washington, D.C.  bisa mencapai Philadelphia dalam waktu kurang dari 90 detik, ” kata CNBC. Amunisi railgun dilaporkan masing-masing biayanya antara US$ 25.000 dan US$ 50.000 atau sekitar Rp361 juta hingga Rp723 juta.