Kini baik Angkatan Laut dan Angkatan Udara Amerika telah menempatkan pengembangan persenjataan supersonik sebagai prioritas utama mereka di tengah kekhawatiran di Pentagon bahwa Rusia dan China telah memimpin dalam bidang teknologi itu.
Military.com, mengutip dokumen militer Amerika melaprkanAngkatan Laut Amerika berharap untuk memperoleh senjata seperti itu pada tahun 2025.
Angkatan Udara Amerika mencapai kontrak kedua untuk pengembangan rudal supersonik pada bulan April 2018 dan bertujuan untuk memiliki senjata operasional pada tahun 2021.
Defence Advanced Research Projects Agency dan Lockheed Martin sedang mengerjakan sebuah proyek yang disebut Hypersonic Conventional Strike Weapon.
Berita itu muncul tak lama setelah tes kendaraan hipersonik meluncur Avangard Rusia pada 26 Desember. Menurut Wakil Perdana Menteri Rusia Yury Borisov, rudal mencapai kecepatan 27 Mach dan berhasil mencapai target 6.000 kilometer jauhnya.
Rudal itu pertama kali diungkapkan Presiden Rusia Vladimir Putin pada bulan Maret, yang mengatakan bahwa kendaraan ini mampu mengubah arah penerbangan hingga menjadikannya sulit untuk dicegat.
Selain Avangard, Rusia juga sudah meluncurkan rudal hipersonik yang diluncurkan dari pesawat dan dikenal sebagai Kh-47M2 Kinzhal dan rudal antikapal hipersonik Zirkon yang juga sudah diuji.