Pejabat Rusia secara resmi mengungkap berapa kecepatan yang dicapai kendaraan hipersonik Avangard saat melakukan uji penerbangan beberapa waktu lalu. Di luar dugaan, kendaraan ini bisa melesat hingga 27 Mach atau 33.339 perjam. Jika klaim ini benar, maka hampir tidak mungkin dicegat dalam kecepatan tersebut.
“Tes terbaru menunjukkan bahwa ia [Avangard] telah mencapai kecepatan mendekati 30 Mach. Praktis pada kecepatan ini, tidak ada anti-rudal yang dapat menjatuhkannya, ”kata Wakil Perdana Menteri Yuri Borisov mengatakan kepada saluran televisi Zvezda Rusia yang dikutip Sputnik dan JejakTapak.
Borisov berbicara sehari setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengawasi apa yang dia deskripsikan sebagai uji coba sukses Avangard yang meyakinkan dan menyebutnya sebagai jaminan keamanan Rusia yang dapat diandalkan selama beberapa dekade mendatang.
Dalam tes hari Rabu, senjata itu dilaporkan diluncurkan dari pangkalan rudal Dombarovskiy di Pegunungan Ural selatan. Moskow mengatakan pihaknya berhasil mencapai target di area uji Kura di Kamchatka yang berjarak sekitar 6.000 kilometer.
Angka 27 mach adalah luar biasa karena berarti kendaraan itu melesat sekitar 555,6 km per menit atau 9,3 km per detik. Tentu saja kecepatan ini tidak adalah kecepatan tertinggi, tidak kecepatan selama perjalanan. Kecepatan ini, jika klaim itu benar, kemungkinan dicapai ketika kendaraan meluncur dari atmosfir menuju bumi.
Sergei Ivanov, mantan menteri pertahanan Rusia, mengatakan dalam komentar yang disiarkan televisi bahwa Avangard terus-menerus mengubah arah dan ketinggiannya saat terbang melintasi atmosfer, terbang secara zigzag menuju target, sehingga mustahil untuk memprediksi lokasi senjata itu.
Dia mencatat bahwa Rusia memiliki beberapa lusin rudal semacam itu, yang berada dalam kondisi pabrik dan tidak diisi dengan bahan bakar, memungkinkan mereka untuk melayani dalam waktu yang lama. Ivanov menambahkan bahwa mereka dapat dimasukkan ke dalam silo yang ada, mengurangi biaya penyebaran Avangard.
“Avangard telah menelan ratusan kali lebih murah dari biaya yang dikeluarkan Amerika untuk pertahanan misilnya,” kata Ivanov, dikutip oleh Associated Press.
Dia mencatat bahwa Rusia mulai mengembangkan Avangard setelah 2002 ketika Amerika menarik diri dari Perjanjian Rudal Anti-Balistik tahun 1972 dan mulai mengembangkan pertahanan melawan rudal balistik.