2 Tahun Rusak, USS Freedom Kembali Berlayar, Tapi Nasib Littoral Combat Ship Tetap Suram
USS Freedom/US Navy

2 Tahun Rusak, USS Freedom Kembali Berlayar, Tapi Nasib Littoral Combat Ship Tetap Suram

USS Freedom bergabung kembali dengan armada Angkatan Laut Amerika setelah lebih dari dua tahun kerusakan mesin membuat kapal harus menjalani perbaikan. Hal ini tentu kabar baik untuk Freedom, tetapi kembali menunjukkan banyaknya masalah yang dialami Angkatan Laut Amerika dengan jenis kapal baru ini — kapal yang mungkin sudah usang secara fungsional sebelum mereka benar-benar pergi.

Ketika ditugaskan pada tahun 2008, USS Freedom dimaksudkan untuk menjadi yang pertama dari kapal tempur litoral atau littoral combat ships (LCS). LCS adalah kapal kecil seukuran frigate yang dimaksudkan untuk beroperasi di dekat pantai dan garis pantai, mendukung operasi di zona perang pasca 9/11.

Tapi banyak yang berubah dalam satu dekade. Iklim geopolitik yang sedang berkembang, termasuk munculnya Angkatan Laut China, telah membuat kelas LCS sebagian besar tidak relevan. Meskipun Angkatan Laut Amerika secara teknis memiliki 11 kapal LCS dalam pelayanan saat ini, tidak ada yang dikerahkan pada 2018. Sebanyak 11 kapal dalam pemeliharaan atau pengujian peralatan.

USS Freedom sebagaimana dilaporkan Popular Mechanics Rabu 19 Desember 2018, ditetapkan sejak 2016. Setelah kapal berpartisipasi dalam latihan sepanjang bulan di Pasifik, para inspektur menemukan “kerusakan luas” pada salah satu mesin Freedom. Menurut USNI News, kebocoran dari segel mekanis pompa air laut yang terpasang  mengakibatkan air laut masuk ke sistem oli pelumas mesin diesel penggerak utama kapal.

Kapal tempur kelas Freedom menggunakan dua mesin Colt Pielstick untuk propulsi sehari-hari, tetapi juga menjalankan sepasang turbin gas Rolls-Royce MT 30 untuk sprint kecepatan tinggi.

Masalah lain untuk program LCS adalah kurangnya peralatan. Kapal tempur litoral pada awalnya dirancang untuk menggunakan “modul misi” yang dapat dipindah-pindahkan, yang berarti kapal akan mampu dengan cepat mengubah senjata dan sensor kunci mereka.

Angkatan Laut awalnya direncanakan untuk membuat modul misi untuk banyak tugas yang mungkin dilakukan, termasuk perang anti kapal, anti kapal selam, dukungan pasukan khusus, berburu ranjau, dan peran lainnya.

Tetapi 15 tahun setelah pekerjaan dimulai, tidak satu pun dari mereka siap untuk digunakan operasional. Kurangnya modul yang tersedia membuat kapal tidak memiliki peralatan lengkap yang persenjataan utamanya adalah meriam tunggal 57 milimeter, yang berarti mereka tidak memiliki senjata yang lebih baik daripada kapal penjaga pantai.

Kapal LCS dijadwalkan untuk dikerahkan untuk pertama kalinya pada 2019. Pentagon, menandakan kurangnya kepercayaan dalam program hingga memangkas jumlah kapal yang direncanakan untuk dibeli dari 52 menjadi 32.