Kritikus telah lama mencela biaya mengejutkan dari jet siluman F-35 Lightning II, yang diproyeksikan akan menelan biaya lebih dari US$ 1,5 triliun selama masa hidup program. Tetapi sebenarnya harga per unit masih dalam ukuran wajar yakni sekitar US$ 100 juta atau sekitar Rp1,1 triliun.
Yang lebih mengejutkan menurut laporan baru dari Congressional Budget Office, pesawat tempur superioritas Amerika generasi berikutnya bisa berharga sekitar US$ 300 juta atau sekitar Rp4,3 triliun per unit.
Menurut CBO sebagaimana dilaporkan Yahoo News Sabtu 15 Desember 2018 label harga yang sangat tinggi untuk jet baru, yang disebut Penetrating Counter Air, atau PCA, didasarkan pada dua faktor. Pertama, PCA kemungkinan akan meningkatkan kemampuan jet tempur generasi saat ini baik dalma hal jangkauan, payload dan stealth.
Faktor kedua, mengingat pengalaman dengan proyek-proyek B-2, F-22 dan F-35, mengembangkan kemampuan-kemampuan baru itu akan membutuhkan lebih banyak waktu dan uang daripada yang diperkirakan orang.
Pesawat tempur yang belum dirancang akan menggantikan ratusan F-15 C / D dan F-22 yang saat ini menangani bagian terbesar dari misi superioritas udara untuk Angkatan Udara Amerika.
Proyeksi saat ini menyerukan pembelian 414 pesawat PCA mulai tahun 2028, dengan jet memasuki layanan pada tahun 2030, meskipun CBO mencatat bahwa belajar dari F-22 dan F-35, pesawat PCA kemungkinan juga akan tertunda.
Mengingat tingginya harga dan kemungkinan keterlambatan dalam pengembangan PCA, CBO mengatakan bahwa Angkatan Udara bisa berakhir mencari alternatif yang lebih murah di tahun 2030-an.
“Angkatan Udara Amerika dapat memutuskan bahwa desain canggih pesawat PCA tidak dapat dijangkau dan sebaliknya memilih untuk membeli lebih banyak F-35A.”
Membeli ratusan F-35 lebih banyak untuk mengisi PCA dapat menghemat miliaran dolar per tahun, dengan penghematan tahunan puncak pada pengadaan sekitar US$ 6 miliar pada 2033.