Amerika Serikat dan Korea Selatan gagal mencapai persetujuan tentang berapa biaya yang harus dibayarkan Seul untuk membiayai penempatan pasukan Amerika di negaranya
Presiden Amerika Donald Trump telah berulang kali mengatakan bahwa Korea Selatan harus menanggung lebih banyak beban untuk membiayai sekitar 28.500 pasukan Amerika di Korea Selatan. Amerika Serikat telah menempatkan pasukan di negara tersebut sejak Perang Korea 1950-1953.
Pejabat senior dari kedua belah pihak mengadakan pembicaraan tiga hari di Seoul mulai Selasa 11 Desember 2018 untuk menuntaskan kesepakatan baru tentang sharing biaya. Kesepakatan pada 2014 akan berakhir tahun yang mengharuskan Korea Selatan membayar sekitar US$ 850 juta atau sekitar Rp 12 triliun setiap tahunnya.
Pejabat Korea Selatan sebagaimana dilaporkan Reuters Jumat 14 Desember 2018 mengatakan meskipun telah dilakukan 10 pembicaraan negosiasi sejak Maret, kedua pihak belum bisa deal karena Amerika menuntut kenaikan tajam.
“Kami telah mencapai kesepakatan tentang hampir semua elemen tetapi tidak dapat membuatnya final karena perbedaan pada skala total kesepakatan,” kata seorang pejabat senior kementerian luar negeri Korea Selatan kepada wartawan dengan syarat anonimitas karena sensitivitas masalah ini.
Dalam sebuah pernyataan, Pasukan Amerika di Korea (USFK) mengatakan bahwa pihaknya mencari “kesimpulan cepat” untuk negosiasi untuk mengurangi kemungkinan kontribusi dari Korea Selatan.
“Karena pembicaraan konsultasi yang sedang berlangsung antara delegasi Amerika dan Republik Korea kami tidak dapat berspekulasi tentang hasilnya,” kata pernyataan itu.
The Wall Street Journal mengutip sumber yang tidak teridentifikasi melaporkan pekan lalu Amerika Serikat awalnya mendorong Korea Selatan untuk meningkatkan bagiannya menjadi sekitar US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp 17 triliun. Namun baik pejabat Korea Selatan dan Amerika belum secara terbuka mengkonfirmasi tentang angka.
Para pejabat Korea Selatan mengatakan Amerika Serikat meminta agar Korea Selatan membayar mobilisasi peralatan, seperti pengebom, kapal induk dan kapal selam bertenaga nuklir, selama latihan militer gabungan.
Trump mengumumkan penghentian latihan pada Juni setelah pertemuan puncak dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, mengatakan biaya latihan sangat mahal dan sebagian besar dibayar oleh negaranya.
Pejabat Korea Selatan mengatakan kedua pihak tidak diharapkan bertemu lagi tahun ini, meningkatkan risiko kesenjangan pendanaan.
Bulan lalu, Pasukan Amerika di Korea (USFK) memperingatkan pekerja Korea Selatan, beberapa dari mereka mungkin harus diberhentikan atau cuti tanpa bayaran, dari pertengahan April jika kesepakatan tidak dapat dicapai.
Dalam pernyataannya pada hari Jumat, USFK mengatakan akan memastikan bahwa karyawan Korea Selatan “memiliki waktu yang cukup untuk mempersiapkan cuti.”
Sekitar 70 persen kontribusi Korea Selatan mencakup gaji sekitar 8.700 karyawan yang menyediakan layanan administratif, teknis, dan lainnya untuk militer Amerika.
“Kami sedang berupaya untuk meminimalkan dampak negatif yang mungkin ada pada karyawan,” kata pejabat kementerian.