Yamato Vs Iowa, Dua Monster Era Laut Perang Dunia II

Yamato Vs Iowa, Dua Monster Era Laut Perang Dunia II

Iowa
Iowa

Armor Bawah Air

Mengapa armor bawah air kapal perang itu penting? Ketika bertempur, kapal perang saling meluncurkan meriam besar satu sama lain untuk menyerang bagian bawah kapal. Karena memang hampir semua kapal perang lebih di bagian bawah ini tidak sekuat baja di bagian atas.

Sebagai contoh kapal perang Jerman Bismarck, yang akhirnya diburu dan tenggelam setelah shell 14 inci dari Prince of Wales Inggris mendarat pendek meluncur melalui air dan menembus kapal perang Jerman di bagian bawah yang menggunakan baja lebih ringan.

Sebagai bagian dari upaya untuk keunggulan kualitatif, Jepang melatih awak kapal perang untuk mencapai hit di bawah air seperti menghancurkan lawan. “Kemungkinan setiap shell yang diberikan memberikan efek bawah air yang baik adalah cukup rendah,” Parshall mencatat. “Ketika menembakakan sheel ke udara saja sering kali hal-hal aneh terjadi. Maka hal yang sama juga bisa dilihat ketika meluncurkan rudal di bawah air ”

Dari tujuh kapal perang yang dianalisis Parshall, Yamato dan Iowa memiliki armor terbaik di bawah air. Namun, Yamato memiliki jahitan yang buruk antara sabuk baja atas dan bawah, yang memungkinkan air untuk masuk ketika ia dihantam rudal atau torpedo. Jadi dalam hal ini Iowa pegang keunggulan

Yamato
Yamato

Pengendalian Tembakan

Keahlian menembak menjadi titik penting ketika bertempur dan mencoba menghantam target bergerak pada jarak 25 mil. Meski target itu berukuran hampir tiga kali lapangan sepak bola. Dalam sistem pengendalian tembakan Iowa pegang kendali. Parshall menilai radar pengendalian tembakan  Jepang cukup miskin, sementara radar pengendalian tembakan Amerika harus diakui sebagia yang terbaik di dunia.

“Dalam tes 1945, sebuah kapal perang Amerika (North Carolina) mampu mempertahankan secaa konstan [pengendalian tembakan ] bahkan ketika melakukan back to back kecepatan tinggi dan berubah 450-derajat, diikuti dengan back-to-back bergantian 100 derajat ,” tulis Parshall.

“Ini adalah performa yang jauh lebih baik daripada sistem kontemporer lainnya,” ia melanjutkan, “Dan memberikan kapal perang Amerika keunggulan taktis yang besar  karena bisa menembak sekaligus melakukan manuver, sedangkan lawan mereka hanya  bisa melakukan salah satu saja pada satu waktu.”

Namun, Jepang memiliki pengukur jarak optik yang luar biasa dan teropong malam, yang memungkinkan mereka untuk mengejutkan dan memusnahkan Angkatan Laut AS  di malam pertempuran Guadalcanal. Tapi optik ini juga rentan terhadap cuaca buruk dan asap.

“Semua optik bekerja dengan sangat baik untuk menentukan titik dan jalur pergerakan target  tapi tidak begitu baik menentukan jangkauan,” kata Parshall. “Radar Perang Dunia II, pada flip, bisa memberikan Anda informasi rentang yang sangat baik. Lagi-lagi Iowa ada di atas angina.

NEXT: FAKTOR TAKTIS DAN AKHIR PERMAINAN