Diperkirakan Rusia sampai saat ini masih memiliki 252 MiG-31. Moskow mulai memodernisasi armada Foxhound menjadi varian MiG-31BM dan BSM mulai tahun 2010, dan berencana untuk memiliki 100 pesawat upgrade ini pada tahun 2020.
Varian BM meliputi upgrade display kokpit modern, hands-on-throttle-and-stick (HOTAS), dan radar baru Zaslon-M dengan jangkauan deteksi maksimum meningkat menjadi 200 mil.
Pesawat ini juga diupgrade untuk bisa membawa rudal udara ke udara jarak jauh generas baru termasuk R-33S, R-77 yang setara dengan AIM-120 Amerika dan rudal super jarak jauh R-37 yang akan diandalkan untuk membunuh pesawat tanker dan AWACS.
Foxhounds baru juga mampu untuk membawa senjata udara ke darat hingga 18.000 pound dalam kasus Moskow membutuhkan beberapa pesawat serang tambahan.
Varian BM memiliki data-link baru untuk mengintegrasikan sensor MiG-31 dengan radar darat dan pesawat tempur lain, memungkinkan Foxhound untuk mengkoordinasikan seluruh sistem pertahanan udara. Sebuah penerbangan dari empat Foxhound upgrade bisa patroli di petak wilayah udara dengan luas lebih dari 400 mil.
MiG-31 juga telah ditunjuk sebagai platform yang mengusung rudal hipersonik Kinzhal atau yang juga dikenal sebagai Dagger. Kombinasi keduanya diyakini mampu menembus pertahanan udara lawan.
Di usianya sekarang yang sudah terhitung tua , MiG-31 akhirnya tetap menjadi kekuatan yang sangat menakutkan. Pesawat ini diharapkan untuk tetap melayani sampai 2030. Moskow mengklaim mereka telah menyiapkan interceptor lain dengan kecepatan 4 Mach yang disebut mungkin akan disebut sebagai MiG-41 .
Akhirnya MiG-31 adalah simbol dari sebuah paradigma desain yang lebih tua yang membayangkan pencegat super cepat melintasi jarak jauh untuk melumpuhkan pembom dan rudal yang masuk ke wilayah udara mereka sebelum melakukan kerusakan.
Ketika sebagian besar negara di dunia telah beralih ke pesawat tempur multi peran, Rusia masih melihat kebutuhan untuk pencegat berat, dengan kecepatan tinggi untuk menjaga perbatasannya yang luas.