Sekitar 3 tahun Channel JejakTapak di Youtube ada. Misi pertama dari dibuatnya channel tersebut karena banyak naskah dari Jejaktapak.com dicuri oleh para channel militer dengan seenaknya. Mereka terlihat begitu jago dan ahli dalam membuat analisa. Padahal hanya membaca naskah kami.
Upaya kami membawa hasil. Dalam hitungan beberapa bulan pertama, sedikitnya dua channel langsung tumbang. Semua tayangan yang terbukti menggunakan naskah kami akhirnya dihapus dan tidak lagi bisa membuat tayangan baru. Beberapa channel lain juga saya minta menghapus video yang menggunakan naskah kami. Termasuk yang saya tulis di media lain.
Konsekuensinya, jejaktapak.com memang tidak bisa memuat tulisan lengkap. Hanya menjadi landing page yang mengarahkan ke channel JejakTapak. Akhirnya, channel-channel itu harus berjuang membuat analisa sendiri. Yang tidak mampu akhirnya hanya bisa membuat video-video 3 menitan tanpa bisa memberi penjelasan secara mendalam. Hanya ini serang ini, itu serang itu. Sesuatu yang bahkan di X, instagram atau Telegram sudah ada lebih cepat.
Mereka seharusnya sadar bahwa menjahit tulisan dari banyak sumber bukanlah pekerjaan mudah.
Karena mengandalkan video pendek tanpa bisa mencari informasi lebih lengkap,banyak channel yang akhirnya tertipu menggunakan video hoaxs atau memaksakan menggunakan video yang melanggar aturan.
Akibatnya, beberapa channel pun kembali tumbang. Mereka dihukum tidak bisa ikut lagi program monetisasi YouTuhe. Terpaksa bikin channel baru. Biar tidak malu mereka menggunakan alasan-alasan yang ‘gagah’.
Begitulah kalau karier dikembangkan dengan cara mencuri intelektualitas.
Dan mungkin saatnya untuk berpikir mengakhiri channel JejakTapak