Setelah pertempuran brutal berbulan-bulan, Ukraina akhirnya mundur dari Kota Avdiivka.
Rusia berusaha mengepung dan merebut Avdiivka hampir dua tahun setelah invasi ke Ukraina. Kemudian mengintesifkan serangan sejak Oktober 2023 lalu. Ini menjadikan pijakan pasukan Ukraina di kota tersebut semakin goyah.
Merebut Avdiivka adalah kunci bagi tujuan Rusia untuk mengamankan kendali penuh atas dua provinsi yang membentuk kawasan industri Donbas. Dan dapat memberi Presiden Vladimir Putin kemenangan di medan perang untuk mempertahankan pemilih pada Pemilu bulan depan.
Pergerakan mundur pasukan Ukraina sebenarnya mulai terjadi pada Kamis 15 Februari 2024. Dan semakin jelas pada Jumat.
Juru Bicara militer Ukraina Dmytro Lykhoviy mengatakan di Avdiivka manuver sedang dilakukan di untuk menarik unit mereka ke posisi yang lebih menguntungkan. Sementera sejumlah bloger militer melaporkan Ukraina juga harus berjuang untuk bisa mundur. Ini karena posisi mereka nyaris terkepung.
Hal yang sama disampaikan komandan pasukan timur Ukraina jenderal Oleksandr Tarnavskiy. Dia menyebut pihaknya sedang mempersiapkan posisi baru di seputaran kota tersebut.
Posisi-posisi baru telah disiapkan dan benteng-benteng pertahanan yang kuat terus dipersiapkan dengan mempertimbangkan semua skenario yang mungkin terjadi. Dia mengatakan bahwa Kyiv ingin melindungi pasukannya.
Ukraina sebenarnya telah mengirimkan bala bantuan dengan mengerahkan satu unit tempur paling terkemuka di Ukraina. Mereka adalah Brigade Penyerangan Ketiga. Namun upaya ini juga gagal menstabilkan situasi. Brigade yang terdiri dari infanteri penyerang itu mengatakan situasi di Avdiivka adalah neraka, mengancam dan tidak stabil.
Brigade tersebut mengambil bagian dalam serangan balasan di Ukraina timur musim panas lalu. Mereka juga ikut di pertempuran Bakhmut. Kota lain di Ukraina timur yang bertahan selama berbulan-bulan sebelum direbut Mei 2023 lalu.
Mereka mengatakan pasukan Rusia terus melakukan rotasi aktif pasukannya di sekitar Avdiivka. Dan mengerahkan pasukan dan peralatan baru ke kota tersebut. “Situasi saat brigade didatangkan dikataka sudah sangat kritis. Wakil komandan unit tersebut, Maksym Zhorin, mengatakan pertempuran itu jauh lebih sengit daripada pertempuran Bakhmut. Dan pasukan Kyiv kalah jumlah dan persenjataan di Avdiivka.
Pasukan Rusia telah berusaha untuk menguasai kota itu sejak Oktober dan mengepungnya dari tiga sisi, sehingga membatasi jalur pasokan bagi pasukan Ukraina yang bersembunyi di sana.
Lykhoviy mengatakan Rusia telah memusatkan sekitar 50.000 tentara di front Avdiivka. Pertempuran di kota itu melibatkan kelompok serangan taktis Rusia yang kecil namun jumlahnya terus bertambah. “Kelompok lapis baja berupa tank dan kendaraan lapis baja lainnya bergabung dengan mereka,” katanya sebagaimana dikutip Reuters.
Upaya perang Ukraina menghadapi tantangan besar dan ketidakpastian mengenai masa depan bantuan militer Amerika.
Pasukan yang kelelahan, beberapa di antaranya telah bertempur selama hampir dua tahun dan dikerahkan di sepanjang garis depan sepanjang 1.000 km. Mereka juga menghadapi kekurangan amunisi artileri.
Avdiivka saat ini hanya memiliki kurang dari 1.000 penduduk. Sementara populasi sebelum perang berjumlah 32.000 jiwa. Kota ini terletak tepat di utara Donetsk yang dikuasai Rusia. Ukraina kehilangan kendali atas kota itu pada tahun 2014 ketika pemberontak yang didukung Moskow memulai gerakannya.
Kota ini memiliki pabrik kokas besar yang berhenti berfungsi selama perang. Kedua belah pihak melihat Avdiivka sebagai kunci bagi Rusia untuk mendapatkan kendali penuh atas provinsi Donetsk dan Luhansk. Juga sebagai pintu gerbang ke kota Donetsk.
Sebelumnya kami melaporkan bahwa hampir tidak mungkin Ukraina mempertahankan kota tersebut. Pasukan Rusia terus bergerak maju dari hari ke hari. Sementara di sisi lain Ukraina terus mengalami masalah kekurangan amunisi.
Amerika pada Kamis juga memperingatkan Rusia mungkin akan merebut kota itu. Hal itu disampaikan juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby. Dan masalahnya menurut Kirby adalah kurangnya amunisi.
Gedung Putih kembali menyalhkan Kongres karena belum meloloskan rancangan undang-undang tambahan bantuan ke Ukraina. Ini menjadikan Washington belum dapat menyediakan peluru artileri kepada Ukraina yang sangat mereka perlukan.