Amerika Serikat memulai apa yang mereka sebut sebaga serangan balas dendam. Mereka melancarkan puluhan serangan udara terhadap sasaran di Suriah dan Irak.
Serangan dilakukan pada Jumat 2 Februari 2024 malam. Serangan ini sebagai pembalasan pertama atas serangan yang mengakibatkan tiga tentaranya di Yordania meninggal. Dan diyakini aka nada rangkaian serangan yang akan menyusul selanjutnya.
Komando Central (CENTCOM) Amerika lebih dari 85 sasaran di kedua negara tersebut menjadi target. Serangan menggunakan banyak pesawat. Termasuk pembom jarak jauh yang diterbangkan dari Amerika Serikat. Serangan udara tersebut menggunakan lebih dari 125 amunisi presisi.
CENTCOM mengatakan fasilitas yang diserang termasuk pusat operasi komando dan kontrol dan pusat intelijen kelompok proksi Iran. Selain itu juga tempat penyimpanan senjata, serta fasilitas rantai pasokan logistik dan amunisi.
Presiden Amerika Joed Biden mengatakan atas perintahnya, pasukan militer Amerika menyerang sasaran sejumlah fasilitas di Irak dan Suriah. Fasilitas-fasilitas ini digunakan Korps Garda Revolusi Iran dan milisi afiliasinya untuk menyerang pasukan Amerika.
Sumber keamanan Irak kepada Al Jazeera mengatakan enam serangan udara menargetkan sejumlah lokasi di negara tersebut. Sementara media pemerintah Suriah mengatakan serangan Amerika di sejumlah lokasi di daerah gurun Suriah dan perbatasan negara itu dengan Irak mengakibatkan sejumlah korban jiwa dan cedera.
Meskipun Amerika tidak menargetkan lokasi mana pun di Iran, serangan tersebut kemungkinan akan meningkatkan kekhawatiran mengenai ketegangan di Timur Tengah. Ketegangan yang dipicu oleh perang Israel di Gaza yang telah berlangsung lebih dari tiga bulan.
Untuk informasi selengkapnya simak tayangan berikut: