Amerika dan sekutu Eropanya menghujani sanksi kepada Rusia termasuk akses ke sejumlah teknologi penting. Apakah hal itu mempengarahui kemampuan Moskow untuk membangun tank canggih mereka?
Tank seperti diketahui menjadi senjata penting dalam perang di Ukraina. Meski juga terbukti menjadi platform paling menderita.
Rusia diperkirakan telah kehilangan sekitar 2000 monster lapis baja tersebut. Ini menjadikan mereka harus bekerja keras untuk memulihkan kekuatan di lapis ini.
Tetapi fakta di lapangan Rusia dipaksa untuk menarik tank-tank tua dari penyimpanan. Sementara produksi tank T-90M dan T-14 Armata terbukti tidak berjalan dengan cepat.
Sebuah laporan terbaru dari Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) menganalisis situasi ini bagaimanapun sebagai dampak sanksi terhadap industri pertahanan Rusia.
Sanksi Barat disebut telah merusak atau setidaknya mengganggu produksi tank Rusia. Terutama mesin dan komponen penting seperti sistem optik dan bantalan bola. Inilah yang memaksa Rusia untuk mengoperasikan dan meningkatkan tank era Soviet yang lebih tua.
Situasi ini juga menempatkan Rusia dalam dua dilemma. Pertama antara tank modern dan yang lebih tua pada khususnya. Dan kedua, antara tank dan industri transportasi sipil pada umumnya. Komponen listrik, elektronik, dan mekanik tertentu secara umum terdapat pada mesin sipil dan militer.
Meski telah kehilangan banyak, Rusia diyakini menyimpan sekitar 5.000 tank sebagai cadangan. Tank tempur utama (MBT) T-72B3 mengalami kerugian yang sangat besar sejak T-90M ‘Provy’ (Breakthrough) Rusia masih akan muncul dari produksi seri.
Hal ini pada akhirnya memaksa Rusia untuk membawa tank-tank era Soviet yang lebih tua yang diproduksi beberapa dekade sebelum program modernisasi militer Rusia dimulai pada tahun 2011. Ini termasuk T-55, T-62, dan T-64.
Informasi lebih lengkap bisa anda simak di tayangan berikut: