Penjualan senjata dan layanan militer oleh 100 perusahaan terbesar di industri pertahanan dunia mencapai US$592 miliar pada tahun 2021. Angka ini meningkat 1,9 persen dibandingkan dengan tahun 2020.
Data terbaru yang dirilis Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) 4 Desember 2022 menyebutkan, peningkatan ini menandai tahun ketujuh berturut-turut peningkatan penjualan senjata global.
Namun meski tingkat pertumbuhan pada 2020–2021 lebih tinggi daripada 2019–2020, itu masih di bawah rata-rata selama empat tahun menjelang pandemi Covid-19 di mana kenaikan mencapai 3,7 persen.
Banyak bagian dari industri senjata masih terpengaruh oleh gangguan terkait pandemi dalam rantai pasokan global pada tahun 2021.
Invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022 telah menambah tantangan rantai pasokan bagi perusahaan senjata. Paling tidak karena Rusia adalah pemasok utama bahan mentah yang digunakan dalam produksi senjata.
SIPPRI menyebut situasi ini dapat menghambat upaya yang sedang berlangsung di Amerika dan Eropa untuk memperkuat angkatan bersenjata mereka dan untuk mengisi kembali gudang mereka setelah mengirimkan amunisi dan peralatan ke Ukraina.
Meski laporan menunjukkan bahwa perusahaan Rusia meningkatkan produksi karena perang, SIPPRI melihat Moskow kesulitan mengakses semikonduktor. Mereka juga terkena dampak sanksi terkait perang.
Almaz-Antey misalnya telah menyatakan belum dapat menerima pembayaran untuk beberapa pengiriman ekspor senjatanya.
Hingga 2021 perusahaan Amerika tetap mendominasi 100 Teratas. Namun penjualan menurun Penjualan senjata dari 40 perusahaan Amerika dalam daftar mencapai US$299 miliar pada tahun 2021.
Simak selengkapnya dalam tayangan berikut: