Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr pada Kamis 20 Oktober mendukung keputusan pendahulunya untuk membatalkan kesepakatan pembelian 16 helikopter angkut berat militer Rusia.
Dia juga mengatakan pemerintahannya telah mengamankan pasokan alternatif dari Amerika Serikat.
Marcos Jr juga menyebut pemerintah Filipina akan bernegosiasi untuk mendapatkan kembali sebagian dari uang muka yang diberikan kepada produsen pesawat Rusia.
Ini adalah pertama kalinya Marcos Jr yang menjabat pada Juni, berkomentar secara terbuka tentang masalah sensitif yang melibatkan Rusia.
Pendahulunya Rodrigo Duterte menandatangani kesepakatan untuk membeli helikopter Mi-17 dengan nilai US$215 juta. Selain dari 16 helikopter, satu akan diberikan gratis ke Filipina.
Tetapi sebelum masa jabatannya berakhir dia memutuskan untuk membatalkan kontrak karena kekhawatiran sanksi Barat.
Duta Besar Moskow untuk Manila, Marat Pavlov mengatakan pemerintah Filipina belum secara resmi memberi tahu Rusia tentang keputusannya untuk membatalkan kesepakatan.
Dan produksi telah dilakukan setelah Filipina melakukan pembayaran awal. Pesawat pertama rencananya akan dikirim pada Juni 2022 lalu. Tetapi menurut Pavlov Manila tidak bersedia menerima.
Pembatalan pembelian helicopter oleh Filipina merupakakn sedikit gambaran tentang ekspor pesawat Rusia yang diyakini akan semakin berat.
Simak selengkapnya dalam tayangan berikut: