Presiden Amerika Joe Biden kembali mengingatkan Rusia untuk tidak sekali-kali menggunakan senjata nuklir dan kimia.
Seruan dilakukan di tengah kemunduran pasukan Rusia yang bisa membawa Presiden Vladimir Putin ke sudut sempit dan akhirnya meraih tombol nuklir.
Pernyataan Biden juga hampir bersamaan dengan sumpah dari Putin yang mengatakan pihaknya akan secepatnya menyelaikan perang di Ukraina. Dengan cara apapun.
Pernyataan Putin dikeluarkan saat mendengarkan kritik langsung dari Perdana Menteri India Narendra Modi yang mengatakan saat ini bukan jamannya lagi perang. Segala sesuatu harus didasarkan pada lobi, negosiasi dan demokrasi.
Nuklir telah menjadi spekulasi tak berujung sejak Rusia melakukan invasinya ke Ukraina.
Vladimir Putin dan sejumlah pejabat Rusia kerap menyinggung kemungkinan penggunaannya pada beberapa kesempatan.
Jika pada akhirnya Rusia menggunakan senjata pemusnah massal ini, maka kemungkinan terbesar adalah melepaskan nuklir taktis.
Seperti diketahui senjata ini dibagi menjadi dua kelompok besar. Yakni senjata nuklir strategis dan taktis. Lantas apa bedanya keduanya?
Mereka berbeda dalam ukuran. Tetapi ini tidak sepenting kelihatannya. Ada senjata nuklir taktis dengan kekuatan lebih besar dari bom yang dijatuhkan di Hiroshima.
Ada yang hasilnya tidak jauh lebih besar dari peluru artileri besar. Jadi menggunakan ukuran juga kadang tidak tepat untuk membedakan antara nuklir taktis atau strategis.
Selengkapnya simak tayangan berikut: