Mengembangkan dan memproduksi massal perangkat keras serumit jet tempur adalah upaya yang sangat sulit dan berliku.
Dari konsep yang cacat hingga eksekusi yang buruk, potensi kegagalan mengintai di balik setiap sudut. Bahkan untuk proyek yang sukses, hal-hal jarang berjalan persis seperti yang direncanakan.
Perancang dihadapkan dengan arus pilihan teknik yang sulit, dan kerap dikacaukan oleh faktor birokrasi, politik, dan anggaran.
Dari semua kerumitan tersebut MiG-23 Floger Soviet mungkin menjadi salah satu cerminan utama. Pesawat yang digadang-gadang akan menggebrak langit ini akhirnya justru jadi bulan-bulanan di medan perang. Pesawat akhirnya tersingkir dengan cepat.
Diciptakan pada akhir 1960-an sebagai jawaban Soviet untuk jet tempur legendaris F-4 Phantom II, MiG-23 tampaknya siap untuk sukses di medan perang. Flogger dibangun dengan filosofi desain yang sederhana namun menarik. Jet tempur sayap variabel geometri bermesin tunggal yang ringan dan mempertahankan kelincahan pendahulunya MiG-21.
Namun pesawat akan memiliki keunggulan dengan menambahkan avionik modern, penanganan yang lebih baik, jangkauan yang lebih luas, persenjataan yang diperluas, dan kemampuan penargetan yang lebih kuat.
Simak selengkapnya dalam tayangan berikut: