Medan perang Ukraina masih menuntut kerja keras MiG-29. Mereka digunakan di kedua sisi baik Rusia maupun Ukraina. Fulcrum harus diakui sebagai salah satu jet tempur legendaris yang pernah dibangun.
Diciptakan untuk mengisi kesenjangan teknologi antara Rusia dan Amerika, MiG-29 telah menjadi salah satu pesawat tempur mutakhir terakhir yang diproduksi oleh Uni Soviet saat itu.
Fulcrum dijual dalam jumlah besar kepada eks angkatan udara Pakta Warsawa untuk menggantikan MiG-23 Flogger yang sudah tua. Sebanyak 24 di antaranya juga dikirim ke Jerman Timur. Jagdgeschwader (JG) 3 Jerman Timur menerima pengiriman MiG-29 pertamanya pada tahun 1988. Hingga 4 Oktober 1990, Wing mengoperasikan dua skuadron dengan 24 Fulcrum .
Batch lanjutan sedang dipesan, tetapi pesawat tidak pernah dikirim. Setelah berakhirnya Perang Dingin dan setelah penyatuan kembali Jerman, Luftwaffe atau angkatan udara Jerman mewarisi beberapa jet-jet tempur ini. Mereka kemudian dibuat sebisa mungkin untuk kompatibel dengan NATO.
Di antara pilot yang mengumpulkan pengalaman di Angkatan udara Jerman yang menerbangkan MiG-29 adalah Letnan Kolonel Johann Koeck. Setelah sebelumnya menerbangkan F-4 Phantom, dia kemudian diangkat menjadi komandan satu-satunya skuadron MiG-29 Jerman.
Dalam buku How to fly and fight in the MiG-29 yang ditulis Jon Lake dia mengisahkan pengalamannya menerbangkan fulcrum.
Dua mengatakan pada 25 Juli 1991 keputusan diambil untuk mempertahankan pesawat dan mengintegrasikannya ke dalam struktur pertahanan udara NATO.
Simak selengkapnya dalam tayangan berikut: