Sebuah konsorsium Indonesia yang sebagian besar terdiri dari badan usaha milik negara telah dibentuk. Mereka diberi tugas untuk merekayasa balik jenis rudal anti-kapal untuk dibangun di dalam negeri.
Konsorsium tersebut dipimpin oleh Direktorat Teknologi dan Industri Pertahanan Kementerian Pertahanan Indonesia dan BUMN PT Dirgantara Indonesia, perusahaan elektronik pertahanan PT Len, produsen bahan peledak PT Dahana, dan produsen kendaraan berat dan amunisi PT Pindad.
Sedangkan dua perusahaan swasta yang masuk dalam konsorsium adalah perusahaan software pertahanan PT Mulia Laksana Utama dan produsen kendaraan udara tak berawak PT Aero Terra Indonesia. Kementerian Pertahanan mengatakan kesepakatan untuk meresmikan konsorsium ditandatangani pada 1 April 2022.
Hal-hal yang diformalkan antara lain ruang lingkup pekerjaan yang akan digeluti oleh masing-masing perusahaan, serta proses pengujian dan sertifikasi yang akan dilakukan pada berbagai tahapan pembongkaran senjata tersebut.
Kemenhan berharap penguasaan teknologi ini pada akhirnya akan mengarah pada keberadaan industri rudal anti-kapal dan kemampuan untuk memproduksi senjata di dalam negeri untuk mendukung angkatan bersenjata.
Pernyataan Kementerian Pertahanan tidak mengungkapkan jenis rudal yang akan terlibat dalam proses rekayasa balik. Namun, gambar yang menyertai pernyataannya sangat mirip dengan rudal anti-kapal jarak menengah C-705 yang diproduksi oleh China Aerospace Science and Industry Corporation (CASIC).
Simak selengkapnya dalam tayangan berikut: