Pada tanggal 29 Maret, lebih dari sebulan memasuki perang di Ukraina, Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan akan mengurangi operasi militernya di bagian utara negara tetangganya.
Barat pun menggunakan kesempatan ini untuk menyebarkan kabar bahwa kegagalan tentara Rusia mencapai kemenangan cepat telah menimbulkan ketegangan di dalam Kremlin dan ketidaksenangan Presiden Vladimir Putin dengan stafnya.
Beberapa pengamat mengklaim keputusan untuk menyerang Ukraina pada 24 Februari mencerminkan keinginan pribadi Putin daripada kebutuhan geopolitik. Dan kini saat ia berusia 70 tahun tahun ini,
Putin harus menghadapi pertanyaan tentang apa yang kira-kira akan diwariskan untuk Rusia. Sebuah kemenangan? Atau justru masa depan yang suram.
Selama 22 tahun berkuasa, tidak bisa dipungkiri Putin telah memberikan begitu banyak kemajuan untuk negaranya.
Pada akhir 1990-an, Putin, mantan agen KGB dan birokrat dalam pemerintahan kepresidenan Boris Yeltsin ini muncul sebagai salah satu calon penggantinya.
Yeltsin sangat tidak populer dan dianggap sebagai pemimpin yang lemah. Dia dianggap tidak mampu mengawasi transisi bergelombang dari sistem komunisme ke ekonomi pasar dan politik elektoral.
Simak selengkapnya dalam tayangana berikut: