Invasi Rusia ke Ukraina telah mendorong banyak negara untuk memberi dukungan kepada Kiev berupa bantuan senjata.
Jerman yang telah lama menolak mengirim senjata ke zona konflik dan mengirimi Ukraina 5.000 helm sebelum perang, kini mengirim rudal anti-tank dan rudal permukaan-ke-udara.
Uni Eropa, entitas tanpa pasukan dan satu hadiah Nobel perdamaian juga mengirimkan peralatan mematikan senilai sekitar US$499 juta. Bahkan Luksemburg yang kecil pun mengirimkan jip, tenda, dan 100 rudal anti-tank NLAW. Swedia dan Finlandia yang selama ini dikenal sebagai negara netral pun ikut mengirimkan bantuan senjata.
Pemerintah Barat tentu saja tidak ingin mengambil risiko konflik langsung dengan Rusia dengan mengirimkan pasukan mereka sendiri. Sehingga bantuan militer adalah cara yang lebih tepat untuk memberi kekuatan pada Ukraina melakukan perlawanan.
Sejak 2014 banyak negara telah memasok bantuan militer yang tidak mematikan ke Ukraina. Amerika baru setuju memasok senjata mematikan pada 2017. Pada April 2018, pengiriman pertama yang terdiri dari 210 rudal Javelin dan 37 peluncur tiba.
Simak selengkapnya dalam tayangan berikut: