Amerika Serikat terus mengeluarkan pendapat yang meyakinkan bahwa Moskow sedang merencanakan serangan ke Ukraina, Rusia disebut mempesiapkan strategi fals flag atau bendera palsu untuk melakukan serangan.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price mengatakan bahwa intelijen telah mengizinkan membuka dan menyampaikan informasi ini kepada pers dengan harapan publikasinya akan menghalangi Rusia untuk menindaklanjuti operasi yang direncanakan.
Kepada wartawan Kamis 3 Februari 2022 Price mengatakan salah satu opsi yang mungkin dipertimbangkan oleh Rusia adalah memproduksi video propaganda yang menggambarkan ledakan palsu dan mayat. Selain itu Price menyebut dalam video itu ada aktor krisis yang berpura-pura menjadi pelayat dan gambar lokasi atau peralatan militer yang hancur. Menurutnya video itu sepenuhnya dibuat oleh intelijen Rusia.
Price mengatakan bahwa kampanye disinformasi seperti ini adalah taktik favorit Moskow. Berita tentang kemungkinan operasi bendera palsu oleh Rusia muncul setelah berbulan-bulan meningkatnya ketegangan di perbatasan timur Ukraina.
Price mengatakan bahwa serangan bendera palsu adalah salah satu dari sejumlah taktik potensial yang telah diungkap Amerika tentang strategi Ukraina Rusia.
Produksi video propaganda ini adalah salah satu dari sejumlah opsi yang dikembangkan pemerintah Rusia sebagai dalih palsu untuk memulai dan berpotensi membenarkan agresi militer terhadap Ukraina.
Price tidak menjelaskan bukti apa yang dimiliki Amerika untuk mendukung tuduhannya terhadap Rusia, dan penggunaan istilah-istilah seperti “bendera palsu” dan “aktor krisis”. Ini membuat jengkel beberapa pers di Amerika yang menekan pemerintah untuk memberikan bukti klaimnya.
Reporter Associated Press Matt Lee berulang kali menekan Price dengan , menanyakan bukti apa yang dimiliki Amerika untuk mendukung klaimnya. Publik Amerika, kata Lee, seharusnya tidak hanya bergantung pada kata-kata pemerintah yang tidak memiliki bukti material.
Lalu apa jawaban Price? Simak selengkapnya dalam tayangan berikut:
