Site icon

Kenapa Hingga Awal 90an, Hornet Masih Sering Kalah dengan Tomcat

Pada sebagian besar tahun 1980-an komunitas Hornet Angkatan Laut Amerika masih berjuang untuk memutuskan apakah pesawat ini akan menjadi platform tempur atau serangan, serta belajar untuk beroperasi sebagai keduanya.

Sejumlah pesawat dalam sejarah penerbangan angkatan laut telah memiliki keserbagunaan untuk memberikan kemampuan multi-misi yang sebenarnya. Merekadi antaranya F6F Hellcat dan F4U Corsair dari Perang Dunia II serta F-4 Phantom II.

Pada tahun 1974 setelah Perang Vietnam, Angkatan Laut mengembangkan pesawat ringan multi-misi yang mampu melakukan misi udara-ke-udara dan udara-ke-darat.

Sebelum pengembangan pesawat baru dapat dimulai, Kongres mengarahkan Angkatan Laut untuk mempelajari dua desain pesawat yang bersaing untuk menjadi pesawat tempur ringan Angkatan Udara Amerika. USAF saat itu akhirnya memilih desain YF-16 yang selanjutnya menjadi F-16.

Angkatan Laut Amerika akhirnya memilih YF-17 dengan alasan lebih mudah beradaptasi dengan persyaratan struktural yang ketat untuk operasi kapal induk. McDonnell Douglas dan Northrop bekerja sama untuk mengembangkan sebagai pesawat tempur yang akhirnya dinamai F/A-18 Hornet tersebut.

Ketika diperkenalkan, Hornet membawa perubahan signifikan bagi penerbang angkatan laut yang terbiasa naik ke kokpit dengan berbagai pengukur dan tombol. Sebagai gantinya perancang mengurangi instrumentasi konvensional.

Mereka memindahkan berbagai informasi ke tampilan helm atau HUD. Ini tentu saja menjadikan pilot tidak akan terganggu karena harus berulang kali harus melihat ke berbagai panel kontrol.

Selain itu, sakelar penting yang digunakan dalam pertempuran semuanya terletak di throttle atau tongkat kendali.

Simak selengkapnya dalam tayangan berikut:

Exit mobile version