Pentagon memutuskan mengirim sekitar 2.000 tentara dari Amerika Serikat ke Polandia dan Jerman, dan memindahkan 1.000 personel lagi yang sudah dikerahkan di Eropa ke Rumania. Sebuah langkah untuk meyakinkan sekutu dan menghalangi Rusia di tengah krisis di sekitar Ukraina.
Pemerintah Amerika terus bersikeras bahwa tidak ada rencana untuk mengirim pasukan tambahan ke Ukraina sendiri di mana mereka akan berada dalam posisi untuk melawan pasukan Rusia.
Pada saat yang sama, pihak berwenang Amerika tidak akan mengesampingkan kemungkinan bahwa intervensi militer Kremlin ke Ukraina dapat mendorong perlunya operasi Amerika untuk mengevakuasi warga negaranya dari negara itu atau potensi tumpahan konflik di tempat lain di wilayah tersebut.
Juru bicara Pentagon John Kirby mengkonfirmasi gelombang awal penyebaran ini pada Rabu 2 Februari 2022. The Wall Street Journal adalah yang pertama melaporkan adanya rencana pergerakan pasukan Amerika yang akan dimulai dalam beberapa hari mendatang.
Presiden Joe Biden dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin baru-baru ini mengindikasikan bahwa pengerahan ini sudah dekat, tetapi tidak ada rincian yang tersedia.
Di bawah rencana saat ini, Divisi Lintas Udara ke-82 Angkatan Darat Amerika di Fort Bragg Carolina Utara akan mengirim sekitar 1.700 tentara ke Polandia. Pasukan tersebut akan terdiri dari elemen tim tempur brigade infanteri udara dan unit pendukung.
Sementara Korps Lintas Udara ke-18 unit Angkatan Darat lain di Fort Bragg akan mengerahkan elemen markas yang kuat dengan sekitar 300 orang ke Jerman. Kontingen yang terakhir ini dapat digunakan untuk memberikan komando dan kontrol untuk kekuatan besar di masa depan.
Resimen Kavaleri ke-2 Angkatan Darat yang berbasis di Jerman akan mengirim sekitar 1.000 tentara ke Rumania.
Mereka akan bergabung dengan 900 personel Amerika yang sudah dikerahkan di negara itu. Kavaleri ke-2 adalah pasukan yang beroperasi terutama menggunakan varian dari keluarga kendaraan tempur beroda 8×8 Stryker.
Simak selengkapnya dalam tayangan berikut: