Keinginan Malaysia untuk bisa membeli armada F/A-18 bekas Kuwait tidak akan mudah. Salah satunya karena Kualalumpur harus menghadapi pesaing sulit yakni Marinir Amerika.
Sebenarnya tahun 2022 ini menjadi tahun dimana Angkatan Udara Kuwait menerima pengiriman hampir penuh dari dua platform yang telah lama ditunggu-tunggu. Pesawat yang akan menggandakan ukurannya dan melipatgandakan kemampuannya.
Namun penundaan yang disebabkan oleh pandemi global COVID-19 telah mendorong jadwal pengiriman dan operasionalisasi Hornet hingga 2023.
Tetapi ini pada akhirnya mungkin akan menjadi berkah, karena memberi Kuwait lebih banyak waktu untuk mengetahui nasib armada F/A-18 Hornet.
Malaysia pada 2021 lalu secara terbuka mengatakan keinginannya untuk bisa membeli armada Hornet bekas dari Kuwait. Malaysia bahkan mengatakan telah melakukan pembicaraan terkait keingian itu.
Saat ini negara tersebut juga telah mengoperasikan jet tempur buatan Boeing hingga mengakuisi Hornet bekas Kuwait menjadi pilihan masuk akal.
Namun segera pemerintah Kuwait membantah telah bahwa pihaknya telah melakukan pembicaraan tentang penjualan hornet bekas mereka.
Simak selengkapnya dalam tayangan berikut: