Angkatan Laut Amerika akhirnya membuka rincian kecelakaan yang dialami oleh sebuah F-35C saat beroperasi di Laut China Selatan. Satu hal yang telah dipastikan pesawat jatuh ke laut hingga akan meninggalkan tugas untuk menyelamatkan bangkai pesawat untuk melindungi teknologi sensitifnya tidak jauh ke tangan negara lain.
Letnan Angkatan Laut Mark Langford, juru bicara Armada Ketujuh Armada Amerika yang berbasis di Jepang mengatakan pesawat tersebut menabrak dek kapal saat hendak mendarat. Dengan kata lain pesawat terbang terlalu rendah. Namun tidak ada rincian lebih lanjut.
Langford hanya menambahkan tabrakan pesawat ke dek tidak terlalu kuat hingga tidak mengakibatkan kerusakan. Semua peralatan untuk operasi penerbangan tetap beroperasi.
Sedangkan tujuh personel termasuk pilot terluka dalam kecelakaan itu. Pilot dan dua kru darat lainnya dibawa ke fasilitas perawatan medis di Manila, Filipina. Dan empat pelaut dirawat oleh personel medis di dalam pesawat.
Tetapi bagaimana tepatnya kecelakaan itu terjadi masih tetao belum jelas. Angkatan Laut Amerika belum memberikan rincian resmi dan mengatakan masalah ini masih dalam penyelidikan.
Langford juga tidak memberikan rincian tentang rencana untuk mencoba memulihkan F-35C. Namun, The Associated Press melaporkan bahwa dia telah memberi tahu mereka bahwa status dan pemulihan pesawat saat ini sedang diselidiki.
Memulihkan jet sangat mungkin menjadi prioritas utama bagi Angkatan Laut karena bagaimanapun pesawat mengandung banyak teknologi rahasia yang diincar negara lain.
Lalu apa sebenarnya perbedaan F-35C dengan varian F-35A dan B? Simak selengkapnya dalam tayangan berikut: